VATIKAN - Paus Fransiskus dalam pesan hari Natal, pada Sabtu (25/12), mengecam meningkatnya polarisasi dalam hubungan personal dan internasional. Hanya dialog yang dapat menyelesaikan konflik, mulai dari permasalahan keluarga hingga ancaman peperangan.

Dalam pesan Urbi et Orbi atau pesan kepada dunia, Paus menyerukan agar orang-orang dan pemimpin dunia saling berbicara dengan satu sama lain, alih-alih saling berkeras kepala, dengan jarak yang semakin diperburuk karena adanya pandemi Covid-19.

"Kapasitas kita untuk hubungan sosial sangat diuji. Terdapat kecenderungan untuk menarik diri. Melakukan segala sesuatu sendiri. Berhenti berusaha untuk bertemu orang lain dan melakukan segala sesuatu bersama-sama," kata Paus dari balkon tengah Basilika Santo Petrus, pada hari Natal, yang diwarnai hujan dan angin di Roma.

"Pada tingkat internasional terdapat risiko penghindaran dialog, risiko bahwa krisis yang kompleks ini akan berujung pada pengambilan jalan pintas alih-alih memulai jalur dialog yang lebih panjang, meski hanya jalur-jalur itulah yang dapat berujung pada penyelesaian konflik dan keuntungan yang berlangsung panjang bagi semua," katanya.

Berbagai Konflik

Paus Fransiskus, yang berulang tahun ke-85, pekan lalu, menyebut berbagai konflik dan ketegangan atau krisis termasuk yang terjadi di Suriah, Yaman, Israel, Teritori Palestina, Afghanistan, Myanmar, Ukraina, Sudan, Sudan Selatan, dan berbagai tempat lainnya.

"Kita terus menyaksikan konflik, krisis, dan pertikaian dalam jumlah yang besar," katanya saat berbicara di balkon yang sama dengan saat dia pertama kali muncul di hadapan dunia sebagai Paus usai terpilih pada 13 Maret 2013.

"Hal-hal ini seperti tak pernah berakhir; sekarang kita bahkan hampir tidak memperhatikan mereka. Kita telah menjadi begitu terbiasa dengan hal-hal ini sehingga tragedi-tragedi besar sekarang dilewatkan dalam keheningan. Kita menghadapi risiko tidak mendengar jeritan kesakitan dan kesedihan dari begitu banyak saudara dan saudari kita." katanya, saat berbicara di hadapan kerumunan berjumlah beberapa ratus orang, yang lebih kecil dibandingkan biasanya karena telah dikurangi terkait pembatasan Covid-19 serta cuaca.

Paus pun meminta Tuhan untuk "memberikan ketenangan dan persatuan bagi keluarga-keluarga", memuji mereka yang berupaya menjaga keluarga dan komunitas untuk tetap bersatu di waktu yang begitu memisahkan.

"Mari kita meminta kekuatan untuk membuka dialog. Pada Hari Raya ini, marilah kita memohon pada-NYA untuk membangkitkan kerinduan akan persaudaraan dalam hati semua orang," katanya.

Paus menggunakan kata "dialog" sebanyak 11 kali dalam pesan sepanjang kurang lebih dua halaman itu, di mana Paus berbicara di hadapan orang-orang yang berlindung di bawah payung dan jas hujan.

Paus memohon pada Tuhan untuk "mencegah pecahnya konflik baru yang berkepanjangan" di Ukraina, di mana Russia mengumpulkan puluhan ribu tentara dalam persiapan untuk potensi serangan militer skala besar.

Baca Juga: