VATIKAN - Pemimpin Gereja Katolik Seluruh Dunia, Paus Fransiskus, pada Minggu (3/3), menyerukan upaya untuk mencapai gencatan senjata di Gaza dengan mengatakan "tolong, cukup".

"Dalam hati saya merasa sedih atas penderitaan rakyat Palestina dan Israel," kata Paus Fransiskus dalam pesan Angelus mingguannya.

Dikutip dari Antara, Paus Fransiskus meminta diakhirinya konflik, dan mengatakan kehancuran yang sangat besar menyebabkan penderitaan dan mempunyai konsekuensi yang mengerikan bagi kelompok kecil dan tidak berdaya.

"Benarkah ini rencana kita untuk membangun dunia yang lebih baik? Berhenti, cukup," ujar Paus Fransiskus.

Paus Fransiskus juga menegaskan kembali keinginannya untuk pembebasan sandera dan meningkatkan bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza.

Hal senada juga disampaikan Wakil Presiden Amerika Serikat (AS), Kamala Harris, pada Minggu (3/3). Kamala Harris menyerukan gencatan senjata segera di Gaza.

Dalam sambutannya di Alabama untuk memperingati 59 tahun peristiwa Minggu Berdarah di Amerika Serikat, hari ketika petugas hukum di negara bagian tersebut menyerang demonstran Hak Sipil di Jembatan Edmund Pettus di Selma, Harris mengatakan ancaman yang ditimbulkan oleh kelompok Hamas Palestina harus dihilangkan.

"Mengingat besarnya skala penderitaan di Gaza, harus ada gencatan senjata segera sedikitnya selama enam pekan ke depan, dan itu yang saat ini sedang dibahas," tambahnya.

Butuh Bantuan

Dia mengatakan gencatan senjata juga akan memungkinkan pembebasan sandera dan bantuan yang sangat dibutuhkan ke Gaza.

"Ini akan memungkinkan kita untuk membangun sesuatu yang lebih abadi guna memastikan Israel aman dan untuk menghormati hak rakyat Palestina atas martabat, kebebasan, dan penentuan na sib mereka sendiri," katanya.

Harris menggambarkan situasi di Gaza sebagai sesuatu yang menghancurkan.

"Kami telah melihat laporan tentang keluarga yang makan daun atau pakan ternak, perempuan yang melahirkan bayi yang kekurangan gizi dengan perawatan medis yang ala kadarnya atau tidak ada sama sekali, dan anak-anak yang meninggal akibat kekurangan gizi dan dehidrasi," katanya.

"Seperti yang saya katakan berulang kali, terlalu banyak warga Palestina tidak bersalah yang tewas," lanjutnya.

"Beberapa hari lalu, kami melihat orang-orang yang kelaparan dan putus asa mendekati truk bantuan, hanya untuk mendapatkan makanan bagi keluarga mereka setelah beberapa pekan hampir tidak ada bantuan yang mencapai Gaza utara. Tetapi, mereka disambut dengan tembakan dan kerusuhan. Hati kami sedih untuk para korban tragedi mengerikan itu dan untuk semua orang tak berdosa di Gaza yang menderita akibat bencana kemanusiaan," tambahnya.

"Orang-orang di Gaza kelaparan. Kondisinya tidak manusiawi, dan rasa kemanusiaan kita yang sama memaksa kami untuk bertindak," katanya menegaskan.

Israel meluncurkan serangan mematikan di Jalur Gaza menyusul serangan lintas batas oleh Hamas pada 7 Oktober. Serangan bom Israel tersebut telah menewaskan 30.410 orang dan melukai 71.700 orang lainnya dengan kehancuran massal dan kelangkaan kebutuhan bahan pokok.

Serangan Israel telah memaksa 85 persen penduduk Gaza menjadi pengungsi di tengah kelangkaan akut bahan makanan, air bersih dan obat-obatan, sementara 60 persen infrastruktur daerah kantong itu mengalami rusak atau hancur.

Baca Juga: