ARBIL - Pemimpin Umat Katolik, Paus Fransiskus, pada Senin (8/3), menyatakan perjalanan kepausannya yang bersejarah ke Irak dengan menempuh sekitar 1.400 kilometer, berlangsung tanpa hambatan meskipun ada risiko gangguan keamanan dan gelombang kedua Covid-19 di negara itu.

Kehadirannya selain menguatkan komunitas Kristiani yang populasinya semakin berkurang. Saat mengakhiri Misa terbesar dalam perjalanan pertamanya ke Irak, Paus berjanji akan membawa Irak di hatinya.

Paus merayakan misi itu di antara ribuan umat yang tersenyum di Stadion Franso Hariri, Arbil, setelah mengunjungi orang-orang Kristiani yang selamat dari penindasan kelompok teror ISIS.

"Saat saya di antara kalian, saya mendengar suara kesedihan dan kehilangan, tetapi juga suara harapan dan penghiburan. Sekarang waktunya kembali ke Roma, namun Irak akan selalu bersamaku, di hatiku," kata Paus.

Umat Kristiani yang hadir mengenakan topi bergambar Paus dan masker wajah untuk melindungi mereka dari Covid-19, karena gelombang kedua yang meningkatkan kasus di Irak menjadi sekitar 5.000 infeksi baru per hari. Kapasitas stadion yang dapat menampung sekitar 20 ribuan orang tidak terisi penuh karena pihak berwenang mengurangi jumlah pengunjung.

"Ini perjalanan istimewa, juga karena kondisinya," kata Juru Bicara Vatikan, Matteo Bruni.

Akhiri Kekerasan

Di Baghdad, pada Jumat, Paus menyerukan diakhirinya kekerasan dan ekstremisme, serta mendesak para pejabat untuk berbuat lebih banyak untuk memerangi korupsi.

Dia juga bertemu dengan anggota minoritas Irak lainnya dalam upacara antaragama yang mengharukan di Ur, tempat Abraham diperkirakan dilahirkan. Pemimpin 1,35 miliar umat Katolik sedunia itu juga memenuhi janjinya dengan mengunjungi Mosul, benteng pertahanan kelompok ISIS, yang sebagian besar masih dalam reruntuhan.

Berdiri di depan tembok Gereja Al-Tahera, Paus Fransiskus memohon agar umat Kristiani di Irak dan Timur Tengah tetap tinggal di tanah air mereka. "Eksodus umat Kristiani yang tragis tidak hanya merugikan individu dan komunitas yang bersangkutan, tetapi juga bagi masyarakat yang mereka tinggalkan," kata Paus.

"Hari ini adalah hari terindah bagi kami, dikunjungi oleh Paus!" kata Hala Raad, seorang wanita Kristiani yang melarikan diri ketika ISIS merebut Mosul. "Kami berharap untuk kembali ke Mosul dalam keadaan sehat dan sejahtera. Yang terpenting adalah keamanan, kami menginginkan stabilitas," ujarnya. n AFP/SB/E-9

Baca Juga: