VATIKAN - Paus Fransiskus pada Selasa (26/9) mengutuk tindakan perundungan mempermalukan bentuk tubuh atau body shamingdi kalangan generasi muda, dan mengakui bahwa ia bersalah karena melakukan hal tersebut ketika ia masih kecil di Argentina, lebih dari tujuh dekade yang lalu.

Dikutip dari The Straits Times, pernyataan tersebut disampaikan Paus Fransiskus saat berbicara kepada mahasiswa di Asia melalui tautan video.

Seorang wanita dari India menceritakan kepadanya tentang bagaimana ketika dia remaja, merasa malu dan rendah diri terhadap teman-teman sekelasnya karena berat badan dan bentuk tubuhnya serta pernah mengalami perundungan.

"Tak peduli kamu gendut, kurus, pendek, tinggi, yang penting hidup rukun, harmonis dalam hati.Setiap laki-laki, setiap wanita punya kecantikannya masing-masing dan kita memang harus belajar mengenalinya," ujar dia.

Menjawaban wanita tersebut, yang juga berbicara tentang tekanan media sosial, Paus menceritakan kisah pribadinya. "Saya ingat teman saya yang agak gemuk dan kami malah mengejeknya, saya berani bilang menindasnya, kami pernah mendorongnya dan dia terjatuh," kata Paus Fransiskus.

"Saat saya sampai di rumah, ayah saya diberitahu tentang hal ini dan dia membawa saya ke rumah teman sekolah tersebut untuk meminta maaf," katanya.

Paus berusia 86 tahun itu mengatakan, dia berhubungan kembali dengan temannya dalam beberapa tahun terakhir dan mengetahui bahwa dia telah menjadi seorang pendeta Evangelis. Pria itu meninggal baru-baru ini.

Dia juga berbicara tentang bedah kosmetik saat berbincang dengan para mahasiswa.

"Operasi plastik tidak ada gunanya karena keindahannya pada akhirnya akan memudar," katanya, mengutip kisah terkenal aktris Italia abad ke-20 Anna Magnani yang berkata, "Tolong jangan perbaiki kerutan saya. Butuh waktu lama bagi saya untuk mendapatkannya" .

Baca Juga: