VATIKAN - Pemimpin Gereja Katolik Seluruh Dunia, Paus Fransiskus, pada Minggu (29/10), menyerukan segera dilakukan gencatan senjata dalam perang antara Israel dan Hamas dan memperbarui seruan untuk pembebasan sandera yang ditahan oleh kelompok militan di Gaza.

"Jangan ada seorang pun yang mengabaikan kemungkinan menghentikan senjata," kata Paus Fransiskus pada pemberkatan mingguan di Lapangan Santo Petrus, Vatikan, Minggu.

"Gencatan senjata... Kami katakan gencatan senjata, gencatan senjata. Saudara dan saudari, hentikan. Perang selalu merupakan kekalahan, selalu," tamba Paus Fransiskus.

Sebelumnya, Paus Fransiskus pada Jumat (27/10) memimpin doa khusus untuk perdamaian di Timur Tengah dan wilayah konflik lainnya.

Dikutip dari The Straits Times, Paus yang menyerukan hari doa dan puasa perdamaian bagi umat Kristiani di seluruh dunia setelah perang Gaza meletus bulan ini, memimpin ribuan orang di Basilika Santo Petrus dan banyak lainnya yang mengikuti di televisi dan media sosial.

Pemimpin Katolik Roma berusia 86 tahun itu, yang menyerukan pembebasan sandera yang ditahan di Gaza dan mengutuk pembunuhan warga Israel oleh militan Hamas, berdoa kepada Perawan Maria untuk "menginspirasi para pemimpin negara untuk mencari jalan perdamaian".

Koridor Kemanusiaan

Paus juga menyesalkan penderitaan warga sipil di Gaza dan menyerukan koridor kemanusiaan dan penghormatan terhadap hak asasi manusia di wilayah tersebut.

"Menyentuh hati mereka yang terpenjara oleh kebencian; mengubahkan mereka yang menyulut dan memicu konflik. Keringkan air mata anak-anak, hadir bagi mereka yang lanjut usia dan sendirian; kuatkan mereka yang terluka dan sakit; lindungi mereka yang terpaksa meninggalkan tanah mereka dan orang-orang yang mereka cintai; menghibur mereka yang kecewa; membangkitkan harapan baru," ucapnya dalam doa.

Pada ibadah Jumat malam, dia tidak menyebutkan konflik spesifik apa pun. Minggu ini, Paus Fransiskus mengadakan serangkaian panggilan telepon dengan para pemimpin dunia, termasuk Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, dan Presiden Turki, Tayyip Erdogan, untuk membahas perlunya mencegah eskalasi di wilayah tersebut.

Organisasi PBB Program Pangan Dunia (WFP), Jumat (27/10), mendesak kelanjutan pasokan kemanusiaan dalam skala yang sesuai dengan kebutuhan, dengan mengatakan bahwa "20 truk sehari tidaklah cukup".

Direktur WFP untuk Palestina, Samer Abdel Jaber, menyatakan konvoi bantuan kemanusiaan yang sudah masuk ke Gaza sejak 21 Oktober itu belum cukup untuk mengurangi penderitaan rakyat di wilayah tersebut.

Saat berbicara pada konferensi pers PBB di Jenewa secara virtual, Jaber mengatakan WFP telah membawa sebanyak sembilan truk bantuan pangan pada hari ini, terutama makanan kaleng dengan tepung dan kebutuhan pokok lainnya.

SB/ST/N-3

Baca Juga: