VATIKAN - Pemimpin Gereja Katolik Seluruh Dunia, Paus Fransiskus, pada Minggu (25/2), menyerukan solusi diplomatik yang dapat membuahkan perdamaian yang adil dan abadi dalam perang di Ukraina, di tengah peringatan dua tahun invasi Russia sehari sebelumnya.

"Begitu banyak korban, luka, kehancuran, penderitaan, dan air mata dalam periode yang menjadi sangat panjang dan akhir yang belum terlihat. Ini adalah perang yang tidak hanya menghancurkan wilayah tersebut, tetapi juga menimbulkan gelombang kebencian dan ketakutan global," tutur dalam pesan Angelus mingguannya.

Paus Fransiskus memohon agar sedikit rasa kemanusiaan dapat ditemukan untuk menciptakan kondisi bagi solusi diplomatik, demi mencapai perdamaian yang adil dan abadi.

Dikutip dari The Straits Times, para pemimpin negara-negara demokrasi utama Kelompok Tujuh (G7), pada Sabtu, berjanji untuk mendukung Ukraina yang sudah kewalahan dengan perang, dan para pemimpin Barat melakukan perjalanan ke Kyiv untuk menunjukkan solidaritas pada ulang tahun kedua invasi Russia.

Tepat sebelum fajar pada tanggal 24 Februari 2022, tank dan infanteri Russia mengalir melintasi perbatasan menuju Ukraina, di mana 40 juta penduduknya telah menentang ekspektasi dengan menahan penjajah dan mencegah kekalahan yang diperkirakan secara luas.

Tampak Rentan

Namun, ketika perang memasuki tahun ketiga, kemunduran di front timur membuat tentara Ukraina tampak rentan. Paus Fransiskus mengatakan dia juga prihatin dengan meningkatnya kekerasan di wilayah timur Republik Demokratik Kongo (DRC).

Pekan lalu, bentrokan kekerasan meningkat antara tentara Kongo dan kelompok pemberontak M23 Tutsi yang didukung Rwanda di Kongo timur, menewaskan banyak orang dan membuat ratusan ribu orang mengungsi.

"Saya bergabung dengan para uskup dalam seruan mereka untuk berdoa bagi perdamaian, berharap bentrokan diakhiri dan dicarinya dialog yang tulus dan konstruktif," ujarnya.

Dia juga mengulangi doanya untuk Israel, untuk Palestina, dan untuk banyak bangsa yang dilanda perang.

Saat berbicara di sebuah forum di Ibu Kota Kiev, Zelenskyy mengatakan sebanyak 31 ribu tentara Ukraina telah tewas dalam perang ini. "Bukan 300 ribu atau 150 ribu, atau apa pun yang dikatakan (Presiden Russia Vladimir) Putin dan lingkaran kebohongannya," katanya.

Baca Juga: