YINCHUAN - Memungut sampah saat jogging (plogging) telah menjadi tren kewajiban sosial yang signifikan di antara beberapa anak muda yang sadar lingkungan di Tiongkok.

Xu Jia, 35 tahun, dari Yinchuan, Ibu Kota Daerah Otonomi Ningxia Hui, Tiongkok barat laut, melihat poster kegiatan plogging ini pada 2019 lalu dan segera memutuskan untuk bergabung.

Plogging mengacu pada tindakan memungut sampah saat jogging. Ini adalah portmanteau (kata baru yang terbentuk dari hasil penggabungan dua atau lebih kata atau bagian kata sehingga dihasilkan arti gabungan dari dua kata pembentuknya, red.) dari istilah dari Swedia plocka upp yang berarti 'mengambil' dan jogging.

Dengan tas, sepasang sarung tangan atau pinset, para pelari beruapa "memperindah" jalur larinya sekaligus membakar kalori ekstra. Praktik ini membantu menanamkan tanggung jawab sosial, terutama di kalangan anak muda.

Putra Xu, seorang siswa kelas satu, sekarang berlari untuk memungut sampah setiap kali dia melihatnya saat ia berada di luar ruangan. "Anak saya peduli lingkungan. Mungkin ini keuntungan terbesar kami dengan ikut plogging," ujar dia.

Bocah itu baru berusia empat tahun ketika dia bergabung dengan plogging untuk pertama kalinya. Kini, ia telah menjadi plogger veteran dan sering mengajari anak-anak lain cara membuat melakukan plogging.

"Lingkungan di Yinchuan terus membaik, dan tidak banyak sampah di pinggir jalan. Sangat menyenangkan melihat anak-anak bergegas memunguti sampah," kata Xu.

Sementara itu Pan Chuang, yang bekerja di sebuah rumah sakit setempat, telah membuat sebuah grup plogging di Yinchuan. "Dibandingkan dengan klub lari profesional yang fokus pada kecepatan dan daya tahan, plogging adalah aktivitas yang relatif kurang intens, sehingga anak-anak dan orang tua dapat ikut serta," komentar Pan.

Saat ini Pan diberi tanggung jawab untuk memetakan jalur lari untuk grup. Rute mereka melewati beberapa bangunan landmark yang dipenuhi dengan banyak toko kecil dan kios makanan yang menghasilkan banyak sampah.

Grup ini memiliki ratusan anggota, dan Pan masih berupaya untuk memperluas skala keanggotaan serta wilayah cakupan plogging-nya.

"Kami berencana untuk membuat rute baru di beberapa universitas tahun ini dan mengundang staf dari departemen pemilahan sampah untuk memberikan kuliah untuk menarik lebih banyak peserta," kata Pan.

Meskipun Yinchuan menjadi lebih bersih, tambah dia, masih ada kebutuhan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan perlindungan lingkungan. Area yang menjadi perhatian termasuk membasmi puntung rokok yang sering terlihat berserakan.

Plogging sebenarnya bukan lagi hal baru di Tiongkok. Pan mengatakan klub yang dia ikuti, misalnya, memiliki sub-grup di 19 kota, termasuk Chongqing, Shenyang, Hangzhou dan Hefei, dan skala keanggotaan terus bertambah.

Sebuah acara besar yang disebut "Plogging" telah berjalan selama empat tahun berturut-turut di Tiongkok.

"Plogging 2021" diikuti lebih dari 25.880 peserta di 256 kota, dan bersama-sama mereka mengumpulkan lebih dari tiga ton kemasan plastik, mengurangi emisi karbon sekitar 4,2 ton.

Popularitas acara semacam itu menggemakan kesadaran yang berkembang akan perlindungan lingkungan di kalangan pemuda Tiongkok.

Sebuah survei oleh Credit Suisse Research Institute yang dirilis pada Februari tahun ini menunjukkan bahwa konsumen muda dan setengah baya di Tiongkok telah menempati urutan ketiga di dunia dalam merangkul pembangunan berkelanjutan.

Survei tersebut, yang mendata 10.000 orang berusia antara 16 dan 40 tahun tentang kesadaran mereka akan perlindungan lingkungan, menyatakan bahwa sekitar 60 persen hingga 80 persen konsumen Tiongkok yang disurvei akan memilih transportasi dan ospi liburan yang berkelanjutan bagi mereka.

Menurut survei, Gen Z dan milenium di negara berkembang lebih menyukai konsumsi berkelanjutan daripada rekan-rekan mereka di negara maju. Meksiko, India, dan Tiongkok memiliki proporsi konsumen sadar lingkungan tertinggi yang melihat perlunya lebih banyak regulasi dan bersedia membayar mahal untuk produk berkelanjutan.

"Setiap melihat wajah baru yang mengikuti kegiatan tersebut, saya merasakan suatu pencapaian, terlebih lagi ketika anak-anak ikut serta bersama orang tuanya. Tidak hanya menjadi tantangan bagi mereka untuk berlari dalam jarak tertentu, tetapi juga memperdalam kepedulian mereka. untuk lingkungan," tutur Pan. "Ini adalah arti terbesar dari plogging,"pungkas dia. Xinhua/I-1

Baca Juga: