BUENOS AIRES - Pasukan keamanan di Brazil menguasai kembali gedung Kongres Nasional pada Minggu (8/1) dan menangkap 300 orang setelah ratusan pendukung mantan Presiden Jair Bolsonaro menyerbu gedung itu.

"Sudah ada 300 orang yang ditangkap dalam operasi hari ini. Penyelidikan sedang berlangsung sampai anggota terakhir teridentifikasi," kata Polisi Sipil Distrik Federal (PCDF) melalui Twitter, seperti dikutip Anadolu.

Sementara itu, Mahkamah Agung Brazil telah memutuskan untuk mencopot Gubernur Distrik Federal Ibaneis Rocha dari jabatannya selama tiga bulan setelah kerusuhan di gedung-gedung pemerintah di Brasilia.

Sebelumnya Sekretaris Keamanan Distrik Federal Anderson Torres yang juga mantan menteri kehakiman di bawah pemerintahan Bolsonaro telah dipecat.

Sementara itu dalam cuitan di meda sosial, Bolsonaro bersikeras bahwa demonstrasi damai dalam bentuk undang-undang, adalah bagian dari demokrasi. Namun, penghancuran dan invasi ke gedung-gedung publik seperti yang terjadi hari ini, serta yang dilakukan oleh kaum kiri pada 2013 dan 2017 tidak ada dalam peraturan.

Bolsonaro, yang meninggalkan negara itu dua hari sebelum pelantikan Luiz Inacio Lula da Silva pada 1 Januari untuk masa jabatan ketiga sebagai presiden Brazil menulis via Twitter bahwa "sepanjang mandat saya, saya selalu (beroperasi) dalam empat baris Konstitusi, menghormati dan membela hukum, demokrasi, transparansi, dan kebebasan suci kita."

Bolsonaro juga menolak tuduhan tanpa bukti yang dikaitkan dengannya oleh kepala eksekutif Brazil saat ini.

Pernyataannya itu menyusul komentar Lula pada Minggu sebelumnya saat konferensi pers di mana dia menuduh bahwa politisi sayap kanan telah mendorong tindakan seperti itu dalam sejumlah pidatonya.

Setelah kemenangan pemilihan Lula Oktober lalu, para pendukung Bolsonaro melalukan aksi protes serta memblokir jalan raya di seluruh negeri dan mendorong militer untuk campur tangan terhadap pemimpin sayap kiri itu.

Menjelang pemungutan suara, Bolsonaro juga meragukan apakah dia akan menghormati hasil pemilu, menimbulkan kekhawatiran tentang sistem pemungutan suara elektronik Brasil tanpa memberikan bukti.

Pada Minggu, pendukung Bolsonaro berhasil menyerbu dan menggeledah tiga gedung pemerintahan di ibu kota Brasilia - Istana Planalto, atau kantor Presiden, Kongres, dan Mahkamah Agung Federal - sampai akhirnya mereka ditahan oleh pasukan keamanan.

Baca Juga: