Kelompok etnis bersenjata Myanmar mengatakan bahwa mereka terpaksa mundur dalam pertempuran untuk menguasai pangkalan di dekat Kota Namkham karena pasukan junta gencar melakukan tembakan artileri, serangan udara, dan serangan gas misterius

YANGON - Tentara Pembebasan Nasional Ta'ang (TNLA) menuduh pasukan junta militer Myanmar menggunakan gas beracun dalam sebuah serangan yang dilakukan di dekat Kota Namkham yang mereka kuasai di Negara Bagian Shan utara pada akhir pekan lalu.

Dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada Senin (20/11), kelompok tersebut mengatakan bahwa militer menjatuhkan dua alat peledak yang berisi gas yang tidak teridentifikasi selama pertempuran untuk menguasai pangkalan militer junta di dekat kota tersebut pada Jumat (17/11) pekan lalu.

Mereka juga menuduh militer menggunakan gas yang sama selama bentrokan baru-baru ini di dekat Lashio, kota terbesar di wilayah tersebut.

"Kami dapat mengkonfirmasi bahwa itu adalah gas beracun, tetapi kami tidak tahu jenisnya," kata juru bicara TNLA kepadaMyanmar Now.

Seorang anggota kelompok yang ikut serta dalam pertempuran pada Jumat mengatakan bahwa ia pingsan dan menderita mual dan sesak napas setelah serangan gas tersebut.

"Bom itu meledak dengan suara desisan dan mengeluarkan gas. Saya pingsan setelah menghirup gas tersebut. Saya bahkan tidak ingat siapa yang menggendong saya dari garis depan ke rumah sakit. Saya masih merasa pusing jika terlalu banyak bergerak," kata anggota TNLA tersebut.

Seorang dokter dari dinas kesehatan TNLA mengkonfirmasi bahwa sembilan anggota kelompok tersebut memiliki gejala yang sama dengan yang lainnya, termasuk kadar oksigen rendah pada darah mereka, meskipun tidak mengalami cedera fisik.

"Kami tidak dapat memastikan apakah ini benar-benar disebabkan oleh gas tersebut, namun gejala-gejalanya konsisten dengan serangan gas beracun," ujar dokter tersebut.

Bantah Tuduhan

Menanggapi laporan tersebut, juru bicara Junta, Zaw Min Tun, membantah tuduhan tersebut, dan mengatakan bahwa TNLA membuat klaim palsu karena mereka dipaksa mundur dari pangkalan di dekat Namkham setelah mengalami banyak korban.

TNLA yang adalah anggota aliansi etnis yang telah melancarkan serangan anti-junta besar-besaran di Negara Bagian Shan utara sejak akhir bulan lalu, mengatakan bahwa mereka berhasil menyerbu sebuah pos keamanan di pangkalan dekat Namkham, namun terpaksa mundur setelah mendapat serangan artileri dan serangan udara.

Namkham, yang terletak sekitar 200 kilometer sebelah utara Lashio di perbatasan Myanmar dengan Tiongkok, telah berada di bawah kendali TNLA sejak 8 November.

Meski dipaksa mundur, TNLA menyatakan bahwa mereka berhasil merampas 13 pucuk senjata dengan berbagai ukuran dan jenis dari pangkalan militer tersebut, serta menewaskan sejumlah tentara. MyanmarNow/I-1

Baca Juga: