Situasi konflik di Myanmar kian memanas dan meluas setelah kelompok etnis minoritas bersenjata bentrok dengan tentara junta di jalur perdagangan utama menuju Thailand.

YANGON - Kelompok etnis minoritas bersenjata Myanmar pada Jumat (1/12) bentrok dengan tentara junta di jalur perdagangan utama menuju Thailand. Akibat bentrokan itu, arus lalu lintas di jalur itu terhalang dan membuat banyak warga melarikan diri, kata penduduk dan media lokal.

"Kelompok etnis bersenjata dari Persatuan Nasional Karen (KNU) bertempur dengan tentara junta saat fajar di Kota Kawkareik di Negara Bagian Karen timur," menurut laporan media setempat.

Kota ini terletak di jalan raya Asia yang menghubungkan pusat perdagangan Myawaddy di perbatasan Thailand dengan kota terbesar di Myanmar, Yangon.

Video dari Kawkareik yang diunggah ke media sosial menunjukkan sekitar belasan truk diparkir dan kepulan asap membubung ke langit saat masyarakat berlindung.

Seorang warga Kyondoe, sebuah kota sekitar 20 kilometer sebelah barat Kawkareik di sepanjang jalan raya, melaporkan mendengar suara tembakan artileri dari pangkalan militer terdekat sejak Kamis (30/11) malam.

"Saya juga melihat jet tempur datang," kata warga yang tidak mau disebutkan namanya karena alasan keamanan. "Penduduk Kota Kyondoe segera mengungsi. Sangat sedikit laki-laki yang tetap tinggal untuk menjaga rumah mereka. Tetapi karena kami melihat ada jet tempur terbang, kami sekarang bersiap untuk berangkat juga," ucap dia.

Myanmar memiliki lebih dari selusin kelompok etnis minoritas bersenjata yang banyak di antaranya menguasai wilayah di perbatasan negara dan berperang melawan militer sejak kemerdekaan dari Inggris pada 1948.

Menyusul kudeta yang menggulingkan pemerintahan sipil Aung San Suu Kyi pada Februari 2021 lalu, puluhan kelompok Pasukan Pertahanan Rakyat (PDF) juga bermunculan untuk melawan junta.

Pejuang PDF ini telah melakukan operasi bersama pasukan KNU, termasuk dalam serangan terhadap ke Kota Kawkareik tahun lalu.

Jalan raya Asia antara Yangon dan Myawaddy sendiri telah diblokir secara berkala selama beberapa dekade pertempuran antara militer dan KNU. Myawaddy adalah penyeberangan dagang tersibuk kedua dari enam penyeberangan resmi perbatasan Myanmar dengan Thailand.

Dua pusat perdagangan tersibuk Myanmar di perbatasan utara dengan Tiongkok juga telah diblokir sejak bulan lalu oleh serangan terpisah yang dilakukan oleh kelompok etnis minoritas di Negara Bagian Shan.

Tudingan Min Aung Hlaing

Sementara itu ketua junta Myanmar pada Rabu (29/11) lalu mengatakan bahwa "para ahli asing" telah membantu kelompok etnis minoritas bersenjata dalam serangan luas mereka terhadap militer di sepanjang perbatasan utara dengan Tiongkok.

Bentrokan terjadi di Negara Bagian Shan, Myanmar utara, setelah aliansi bersenjata tiga kelompok etnis minoritas melancarkan serangan mendadak terhadap militer pada Oktober lalu.

"Ketua junta Min Aung Hlaing mengatakan bahwa ada ahli drone asing telah terlibat dalam serangan terhadap pos-pos militer pada Oktober lalu di Negara Bagian Shan utara," demikian pernyataan junta.

"Pemberontak etnis minoritas telah menggunakan drone dengan teknologi canggih untuk menyerang posisi junta," ucap Min Aung Hlaing tanpa merinci dari negara mana "ahli asing" itu berasal. AFP/I-1

Baca Juga: