JAKARTA - Pemerintah dalam resesi ekonomi harus memastikan kebijakan yang diputuskan mampu memperkuat daya beli masyarakat. Selain itu, pemberian stimulus ekonomi terutama ke Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) harus tepat sasaran dan tepat guna.

Pakar Ekonomi dari Universitas Atma Jaya (Unika) Jakarta, YB Suhartoko, di Jakarta, Minggu (8/11), mengatakan pengeluaran pemerintah dan kebijakan ekonomi harus menjadi motor penggerak untuk mengembalikan pertumbuhan ekonomi yang positif.

"Pengeluaran pemerintah pusat sudah pada jalurnya, karena dalam kondisi pelemahan ekonomi karena pandemi Covid-19 sudah sangat ekspansif. Namun demikian, tetap perlu dievaluasi apakah implementasinya tepat sasaran dan menimbulkan efek pengganda yang kuat atau tidak," kata Suhartoko.

Dia menyayangkan jika belanja yang dipacu pemerintah untuk rumah tangga konsumen tidak menjadi belanja rumah tangga. Kebijakan bagi rumah tangga perusahaan perlu dievaluasi, paling tidak mempertahankan perusahaan tetap bertahan di pasar.

"Kebijakan yang mendorong konsumen, perusahaaan, dan ekspor berperilaku kontraktif seperti peningkatan pajak, peningkatan suku bunga perlu dihindari," kata Suhartoko.

Hal lain yang perlu diperhatikan, katanya, adalah penyerapan anggaran dan implementasi kebijakan di tingkat pemda yang masih sangat kecil. Sampai bulan Oktober masih di bawah 50 persen.

Padahal, pemda merupakan garda terdepan yang langsung berhadapan dengan masyarakat konsumen. Jika penyerapan anggaran mereka terlalu kecil, jangan berharap multiplier besar akan tercipta.

Serap Tenaga Kerja

Sementara itu, Pengamat ekonomi kerakyatan dari Universitas Brawijaya, Malang, Imron Rozuli, mengatakan keberpihakan pemerintah ke UMKM mutlak diperlukan. Di samping menjadi sandaran hajat hidup masyarakat, juga menjadi penyerap tenaga kerja.

Selain itu, UMKM juga cukup banyak diusahakan oleh masyarakat dengan beragam sektor yang juga menjadi daya dorong pertumbuhan PDB dan PDRB.

"Hal yang semestinya dilakukan adalah memperkuat aspek tata kelola, dan terus menumbuhkan wirausaha baru," kata Imron.

Sebelumnya, Ketua MPR, Bambang Soesatyo, mengatakan stimulasi konsumsi dan kinerja UMKM menjadi pilihan kebijakan yang cukup efektif untuk bertahan di masa resesi dan pandemi sekarang ini.

Lazimnya pada periode resesi, satu-satunya mesin pertumbuhan yang masih layak diandalkan hanya konsumsi masyarakat dan pemerintah.

"Mengharapkan kontribusi dari pertumbuhan ekspor dan investasi langsung jelas tidak realistis. Salah satu indikator dari resesi global adalah melemahnya permintaan pasar atas semua produk ekspor," kata Bambang. n ers/SB/E-9

Baca Juga: