Kementerian Perhubungan terus menggenjot infrastruktur transportasi untuk memastikan konektivitas dan aksesibilitas di IKN yang optimal dan maksimal. Khusus Bandara Nusantara dengan terminal VVIP-nya, selain monumental juga mempertahankan unsur kehijauan.
Mendekati akhir masa pemerintahan Presiden Joko Widodo, pembagunan infrastruktur transportasi di Ibu Kota Nusantara (IKN) Kalimantan Timur mulai terlihat hasilnya.
Salah satunya adalah Bandar Udara dan beberapa fasilitas pendukung transportasi lainnya.
Untuk mengetahui apa saja dan bagaimana proses dan progres pembangunan sektor transportasi baik darat, udara, dan laut di IKN, berikut perbincangan wartawan Koran Jakarta, Muhammad Zaki Alatas, dengan Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi, di beberapa kesempatan belum lama ini.
Berikut petikannya.
Salah satu capaian pembangunan sektor transportasi di IKN adalah Bandara.
Bisa dijelaskan progresnya untuk saat ini?
Iya, kita bersyukur bahwa belum lama ini pesawat kepresidenan RJ85 yang terbang dari Pontianak, Kalimantan Barat, berhasil mendarat perdana dengan lancar di Bandar Udara Nusantara, Ibu Kota Nusantara (IKN).
Pesawat tersebut mengantar Presiden RI Joko Widodo melakukan kunjungan kerja di beberapa wilayah Kalimantan.
Alhamdulillah, ini landing yang pertama tersebut, berjalan dengan baik.
Semuanya berjalan dengan lancar dan itu adalah pertama kali Bapak Presiden turun di Bandara Nusantara.
Menurut beliau, landing mulus, dan runway-nya tidak terlalu besar, tapi lebih dari cukup.
Untuk pendaratan Presiden di Bandara IKN ada persiapan khusus?
Tentu, persiapan pendaratan pesawat kepresidenan telah dilakukan selama beberapa minggu ke belakang.
Hari itu adalah pendaratan bersejarah.
Alhamdulillah, Pak Presiden sudah mendarat di sini.
Di situ ada bangunan (terminal VVIP) yang begitu monumental, adalah suatu arsitektur Kalimantan, tetapi kita elaborasi menjadi sesuatu yang dinamis.
Kalau boleh tahu, berapa panjang runway Bandara IKN?
Saat ini, Bandara Nusantara IKN memiliki landasan pacu berukuran 2.200 x 30 meter.
Namun melihat kondisi saat ini, saya optimis Bandara IKN akan selesai dibangun secara keseluruhan dengan runway sepanjang 3.000 meter, sesuai target waktu yakni 31 Desember mendatang.
Terkait uji coba pendaratan sudah sering dilakukan?
Sudah dong.
Sederet uji coba terbang dan mendarat sudah dilakukan di Bandara IKN untuk melihat keselamatan dan keamanan penerbangan.
Verifikasi bandara dilakukan pada 8-9 September 2024, kemudian kalibrasi dilakukan pada 10 September 2024 oleh Balai Besar Kalibrasi Fasilitas Penerbangan, Kementerian Perhubungan.
Selain itu, tiga pesawat milik TNI Angkatan Udara (AU) juga telah melakukan uji coba di Bandara Nusantara pada 14, 15, dan 20 September 2024 dengan tiga tipe pesawat yakni Casa 212/A-2104, CN 295/A- 2905, serta Hercules C130/A-1338.
Uji coba tersebut berjalan lancar dan sukses.
Sebelumnya, Bapak juga pernah melakukan pendaratan dengan pesawat di Bandara IKN, bagaimana rasanya?
Hari itu, kami melakukan proving flight dengan Cessna Citation Longitude, satu pesawat jet yang sama kualifikasinya dengan Boeing 737.
Alhamdulillah, pesawat yang kami tumpangi berhasil mendarat dengan lancar dan selamat di Bandara IKN.
Pesawat jet milik Balai Besar Kalibrasi Fasilitas Penerbangan Kementerian Perhubungan tersebut membawa Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, dan Wakil Menteri ATR/BPN, Raja Juli Antoni, bersama rombongan.
Pendaratannya mulus ya Pak?
Pendaratan pertama sata di Bandara IKN waktu itu sangat berkesan dan luar biasa.
Selain karena pendaratan yang mulus, ia dan penumpang lain juga disuguhi pemandangan IKN yang asri sebelum mengakhiri penerbangan.
Sesaat sebelum mendarat, kami disuguhi pemandangan IKN yang asri dan mengagumkan.
Ini sesuai dengan konsep besar awal pembangunan yang tetap mempertahankan unsur kehijauan.
Pada proses verifikasi Bandara IKN tersebut apa saja yang dilakukan?
Tahap verifikasi dan kalibrasi Bandara IKN dilakukan beberapa hari yang lalu.
Alhasil, aspek keamanan dan keselamatan penerbangan di bandara IKN sudah dipastikan memenuhi standar.
Dengan begitu, Bandara IKN sudah siap digunakan untuk lepas landas dan pendaratan pesawat kepresidenan selama Pak Presiden berkantor di IKN beberapa waktu lalu.
Selain runway, bagaimana dengan fasilitas pendukung Bandara IKN?
Adapun panjang runway Bandara IKN saat ini sudah mencapai 2.200 meter, sedangkan gedung terminal VVIP pembangunannya telah mencapai lebih dari 90 persen, dengan interior yang menawan.
Sementara itu, jalan akses utama hampir selesai 100 persen dan berbagai fasilitas penunjang lainnya terus dimaksimalkan pengerjaannya.
Fasilitas penunjang berupa tower ATC, gedung administrasi dan operasional, serta Gedung PKP-PK juga terus dikebut pembangunannya.
Saya optimistis, Bandara IKN akan selesai dibangun secara keseluruhan sesuai target waktu, yakni pada 31 Desember mendatang.
Selain bandara, fasilitas transportasi apa saja yang akan dibangun oleh Kemenhub?
Untuk sektor transportasi darat, saat ini di IKN terdapat satu rangkaian trem otonom yang akan berfungsi sebagai kendaraan pengumpan (feeder).
Dan trem itu telah kita uji coba pada saat upacara Hari Kemerdekaan RI kemarin di IKN.
Kenapa trem, bukan kereta pada umumnya di kota lain di Indonesia?
Kalau kita pakai trem otonom memang jalan harus lebar, dan jalan di IKN memang sudah didesain lebar, mencukupi untuk itu.
Kotakota lain di Indonesia saya kira semuanya membutuhkan transportasi massal yang berbasis energi hijau.
Apa kelebihan trem ini?
Salah satu kelebihan dari penggunaan trem otonom adalah biaya yang relatif murah.
Sebab, pengoperasian trem otonom tidak berbasis rel dan cukup menggunakan jalan yang sudah ada, sehingga tidak membutuhkan pembangunan infrastuktur.
Selain itu, trem otonom akan beroperasi menggunakan tenaga listrik yang bersumber dari baterai.
Hal tersebut diharapkan mampu mengurangi emisi gas rumah kaca dan pemakaian energi, juga sejalan dengan konsep dan prinsip IKN sebagai kawasan kota cerdas, hijau, serta berkelanjutan.
Kalau boleh tahu, berapa harga trem tersebut?
Trem otonom kira-kira harganya 70-an miliar rupiah satu unit rangkaian.
Kalau kita mau membangun MRT itu per kilometernya 2,3 triliun rupiah.
Kalau kita mau membangun LRT, itu kurang lebih 700 miliar rupiah per kilometer.
Bedanya di situ.
Problemnya sekarang ini memang hampir di semua kota jalannya kurang lebar, sehingga tidak semua kota bisa memakai ART.
Bagaimana dengan waktu tempuhnya?
Trem tersebut akan beroperasi dengan kecepatan jelajah 40 km/ jam di Jalan Sumbu Kebangsaan Barat dan Jalan Sumbu Kebangsaan Timur.
Waktu tempuh untuk satu putaran adalah 5 menit, dengan waktu tunggu di tiap halte 30 detik.
Terdapat empat halte yang akan menjadi pemberhentian trem otonom, yakni Halte Kemenko 1, Kemenko 2, Kemenko 3, serta Kemenko 4.
Bagaimana dengan proses uji coba trem ini?
Trem otonom akan melalui Fase Pengujian atau Fase Operasi Trem Otonom (POC) selama 60 hari sejak 10 Agustus hingga 9 Oktober 2024.
Pengujian dimaksudkan untuk lebih mengetahui kelayakan operasi trem otonom.
Setelah POC, akan dilakukan evaluasi oleh Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) besama Otoritas Ibu Kota Nusantara (OIKN).
Kemudian pada 10 Oktober hingga 31 Desember 2024, trem otonom akan dipamerkan (showcase) untuk umum.
Selama masa showcase, masyarakat dapat menikmati trem otonom secara gratis.
Lalu, bagaimana dengan transportasi laut?
Kami akan mengoptimalkan Pelabuhan Balikpapan yang merupakan salah satu pelabuhan penyangga logistik utama bagi pembangunan IKN Nusantara, sehingga harus mampu memberikan pelayanan yang terbaik kepada seluruh masyarakat khususnya pengguna transportasi laut.
Dengan cara apa?
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut melalui Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas I Balikpapan menandatangani Adendum Konsesi Penyediaan dan/atau Pelayanan Jasa Kepelabuhanan pada Terminal Indika Logistic & Support Service di Pelabuhan Balikpapan.
Perjanjian Konsesi tersebut sebagai wujud upaya kami untuk meningkatkan kuantitas, kualitas, dan efisiensi dalam pengelolaan dan pemeliharaan penyediaan Jasa Kepelabuhanan di Area Konsesi di Pelabuhan Balikpapan.
Apa yang diharapkan?
Kami berharap penandatanganan adendum konsesi yang telah dilaksanakan pada hari ini dapat meningkatkan pengembangan infrastruktur di pelabuhan, serta mampu menggerakkan perekonomian secara nasional, terutama bagi masyarakat di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Provinsi Kalimantan Timur dan sekitarnya.
Lalu, bagaimana dengan transportasi penyeberangan?
Transportasi penyerangan antarpulau juga menjadi fokus kami, di antara dengan meminta dukungan dari PT ASDP Indonesia Ferry (Persero), di mana lintasan Penajam- Kariangau, yang menghubungkan Kabupaten Penajam Paser Utara dengan Balikpapan, kini semakin vital seiring percepatan pembangunan IKN di Kalimantan Timur.
Mobilitas masyarakat dan distribusi logistik menjadi semakin penting, dan ASDP siap menjadi jembatan penghubung utama.
Apakah adanya penyeberangan ini berdampak positif?
Tentu, data dari PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) bahwa kehadiran layanan penyeberangan ini telah memangkas waktu tempuh hingga 50 persen, dari sekitar empat jam menjadi hanya dua jam.
Jalur ini menjadi salah satu faktor kunci dalam memastikan kelancaran arus barang, terutama bahan pokok dan material konstruksi yang dibutuhkan untuk pembangunan infrastruktur IKN.
Ada berapa kapal yang melayani rute ini?
Jalur penyeberangan Penajam- Kariangau dilayani oleh empat kapal ferry utama, yakni KMP Poncan Moale, KMP Goropa, KMP Dingkis, dan KMP Gajah Mada, yang beroperasi selama 24 jam penuh.
Setiap perjalanan membutuhkan waktu sekitar 60 menit dengan jarak sejauh 6 mil.
Pada periode Januari hingga Agustus 2024, lintasan ini telah melayani 133.795 unit kendaraan, terdiri dari 48.253 unit sepeda motor dan 85.542 unit kendaraan roda empat atau lebih.
Jadi, lintas penyeberangan itu sangat penting ya?
Iya, selain itu sebagai bagian dari upaya mendukung pembangunan IKN, kami melihat peluang untuk berperan lebih aktif dalam memastikan konektivitas dan aksesibilitas yang optimal bagi masyarakat dan industri.
Layanan penyeberangan Penajam-Kariangau diproyeksikan akan menjadi jalur utama dalam mendukung kebutuhan logistik pembangunan IKN, serta menghubungkan masyarakat lokal dan pekerja konstruksi di wilayah sekitarnya.
Belum lama ini sejumlah pihak berharap agar IKN bisa menjadi kota destinasi wisata, bagaimana tanggapan Bapak?
Saya sangat setuju dan mendukung Ibu Kota Nusantara atau IKN di Kalimantan Timur sebagai destinasi wisata.
Jadi, kalau itu (IKN) menjadi destinasi wisata setuju, bahkan kepada Bapak Presiden RI kita sepakat bagaimana ini menjadi destinasi yang memang unik, kota baru tetapi dirancang secara paripurna dan menarik.
Apakah sektor transportasi sudah siap?
Saat ini terus kita siapkan, bagi sektor perhubungan pasti IKN ini sangat menarik karena sudah ada daya tarik sehingga memudahkan kita untuk mendorong kegiatan transportasi baik di laut maupun di udara.
Terakhir, mungkin harapan Bapak dengan IKN ini?
IKN sebagai ibu kota baru Indonesia tidak hanya menjadi pusat pemerintahan, tetapi juga dapat menjadi destinasi wisata yang menarik pengunjung ke sana dan ke destinasi-destinasi wisata di sekitar IKN.
Jadi, orang ke sana tidak sekadar berkegiatan pemerintahan, tetapi juga mereka juga mau leisure atau berwisata ke tempat-tempat yang baru dan sangat bagus.
Riwayat Hidup*
Nama Lengkap: Budi Karya Sumadi
Tempat, Tanggal lahir: Palembang, 18 Desember 1956
Istri: Endang Sri Hariyatie
Anak: Bambina Ayudia
Pendidikan: Sarjana Arsitektur di UGM, Yogyakarta (1981)
Karier:
- Manager Marketing Property PT. Pembangunan Jaya Ancol (1989-1991)
- General Manager PT Semarang Bukit Jaya Metro (1991-1992)
- Wakil Direktur PT Jaya Land (1992-1994)
- Direktur Keuangan PT Jaya Land (1994-2001)
- Direktur Keuangan PT Jaya Real Property Tbk (1994-2001)
- Direktur Pengembangan PT Jaya Garden Polis (1994-2001)
- Presiden Direktur PT Wisma Jaya Artek (1996-2001)
- Direktur Keuangan PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (2001-2004)
- Direktur Keuangan PT TIJA (2001-2004)
- Komisaris PT Philindo (2001-2013)
- Direktur Utama PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (2004-2013)
- Direktur Utama PT Jakarta Propertindo (2004-2013)
- Direktur Utama Angkasa Pura II (2015-2016)
- Menteri Perhubungan Indonesia (2016-Sekarang)
Penghargaan:
- Menteri Berprestasi Versi Lembaga Kajian Nusantara (2019)
- Tokoh Konektivitas Nusantara (2019)
- Bintang Mahaputera Adipradana (2020)
- Tokoh Inspiratif Transportasi Inklusif Terintegrasi (2024)
*berbagai sumber/koran jakarta/and