Anak-anak akan merasakan dampak pandemi Covid-19 hingga bertahun-tahun ke depan.

JAKARTA - Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan, Achmad Yurianto, meminta para orang tua memastikan agar anak-anak mereka aman dari penularan penyakit Covid-19. Selain itu, orang tua harus dapat memastikan anak-anaknya terus bisa termotivasi belajar dari rumah.

"Selamat Hari Anak Nasional kepada seluruh anak-anak di Indonesia di mana pun kalian berada. Semoga anak-anak sekalian, selalu dalam keadaan sehat, bergembira. Bisa terus belajar dan bermain dalam keadaan aman. Pastikan anak-anak kita tetap aman dari penularan Covid-19," kata Yurianto dalam konferensi pers memperingati Hari Anak Nasional, di Graha BNPB, Kamis (23/7).

Selain itu, asupan gizi yang baik, imunisasi yang lengkap juga harus dipastikan terpenuhi di masa pandemi. "Pastikan anak-anak kita mendapatkan asupan gizi yang baik, imuniasi lengkap dan terlindungi dari berbagai macam kekerasan" kata dia.

Bertahun- tahun

Sementara itu, Duta Adaptasi Kebiasaan Baru, Reisa Broto Asmoro, mengatakan anak-anak akan merasakan dampak pandemi Covid-19 hingga bertahun-tahun ke depan. Dampak yang dimaksud, antara lain kemiskinan yang dialami keluarga karena kehilangan pekerjaan dan pendapatan secara mendadak.

"Akses anak dengan disabilitas dan anak-anak di seluruh Indonesia akan terus merasakan dampak pandemiknya selama bertahun-tahun ke depan, seperti ujaran UNICEF Indonesia," ujar Reisa.

Kondisi tersebut, kata dia, dapat mengancam status gizi, pendidikan, dan perlindungan anak, "Sekaligus dapat membuat ketimpangan yang sudah ada, terkait gender, dan ekonomi sehingga anak-anak akan terus merasakan dampaknya," kata dia.

Oleh karena itu, kata dia, agar pandemi Covid-19 tidak menyebabkan kerugian jangka panjang bagi anak Indonesia, setidaknya ada tiga hal yang harus dilakukan. Pertama, mendukung keluarga untuk memenuhi kebutuhan gizi anak, menyosialisasikan panduan sarana pelayanan gizi esensial berkelanjutan untuk remaja, perempuan subur, ibu hamil dan menyusui, serta balita.

Misalnya, berupa pengawasan dan dukungan pertumbuhan, pemberian suplemen, konseling gizi untuk ibu, konseling pemberian makan untuk bayi dan balita, pembagian biskuit berenergi tinggi, dan pengendalian untuk kasus kurus parah. "Kedua, dukung anak agar tetap belajar. Awasi pembelajaran dan partisipasi murid melalui platform daring, " lanjut dia.

Ketiga, melindungi anak dari kekerasan, eksploitasi, dan pelecehan.

Kasus Baru

Sementara itu, berdasarkan data Kementerian Kesehatan, Kamis (23/7), tercatat penambahan sebanyak 1.906 kasus positif Covid-19 baru. Penambahan ini didapatkan dari hasil pemeriksaan terhadap 27.815 spesimen dalam 24 jam terakhir. Total, ada 93.657 kasus positif Covid-19 di Indonesia hingga saat ini.

Dari data tersebut, tercatat lima provinsi dengan penambahan kasus baru tertinggi. Lima provinsi tersebut, yakni DKI Jakarta (470 kasus baru), Jawa Timur (357 kasus baru), Jawa Tengah (295 kasus baru), Sulawesi Selatan (120 kasus baru), dan Kalimantan Selatan (116 kasus baru). Sementara itu, penularan Covid-19 secara keseluruhan hingga saat ini terjadi di 469 kabupaten/kota yang berada di 34 provinsi. jon/fdl/P-4

Baca Juga: