Kasus terbanyak di Jakarta dengan 1.134 kasus baru, disusul Jawa Barat 416 kasus, Banten 294 kasus, Jawa Timur 113 kasus, dan Bali yang memiliki 56 kasus.

JAKARTA - Kasus Covid-19 di Indonesia mengalami penambahan setelah 2.149 orang terkonfirmasi positif, pada Rabu, dengan DKI Jakarta melaporkan kasus baru terbanyak yaitu 1.134 orang.

Demikian menurut data yang dihimpun Satuan Tugas Penanganan Covid-19. Berdasarkan data yang diterima di Jakarta, Rabu (29/6), adanya kasus baru itu disertai juga peningkatan pasien yang pulih dari Covid-19 sebesar 1.282 orang dan tiga orang meninggal dunia.

Dengan demikian total tercatat 6.086.212 kasus Covid-19 di Tanah Air sejak 2020, dengan 5.913.307 orang di antaranya telah dinyatakan sembuh dan 156.731 orang meninggal dunia.

Kasus aktif atau pasien yang saat ini tengah dirawat dan menjalani isolasi setelah terkonfirmasi positif sebanyak 16.174 orang. Jumlah itu memperlihatkan kenaikan 864 orang dibandingkan Selasa kemarin (28/6). Terdapat pula 4.937 orang yang masuk dalam kategori suspek Covid -19. Laporan kasus baru didapat setelah pada hari ini dilakukan pengujian terhadap 80.020 spesimen dari 54.717 orang.

Total telah diuji 100.741.581 spesimen dari 66.520.688 orang sejak 2020. Tingkat positif atau positivity rate nasional harian untuk kategori spesimen adalah 4,63 persen dan kategori orang 3,93 persen.

Provinsi yang melaporkan peningkatan kasus terbesar pada hari ini adalah DKI Jakarta dengan 1.134 kasus baru, Jawa Barat 416 kasus baru, Banten 294 kasus baru, Jawa Timur 113 kasus baru dan Bali yang memiliki 56 kasus baru. Sebelumnya dalam pernyataan pada Minggu (26/6), Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, mengatakan laju penularan Covid-19 di Tanah Air mencapai 2.000 lebih kasus per hari.

Namun, Indonesia masih berada di level 1 versi Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO). "Memang ada kenaikan dari 200 ke 2.000-an kasus saat ini.

Tapi puncak gelombang di Indonesia sebelumnya mencapai 60.000-an kasus per hari," ujar Menkes Budi. Sebelumnya, Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, Maxi Rein Rondonuwu, mengatakan penurunan cakupan imunisasi nasional berpotensi memicu beban ganda penanggulangan pandemi Covid-19.

Dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa lalu (28/6), Maxi mengatakan selama dua tahun terakhir cakupan imunisasi dasar lengkap pada bayi turun drastis.

Pada 2020, cakupannya adalah 84 persen dari target 92 persen dan cakupan pada 2021 mencapai 84 persen dari target 93 persen. "Bila kekurangan cakupan imunisasi ini tidak dikejar, akan terjadi peningkatan kasus yang akan menjadi beban ganda di tengah pandemi," tuturnya.

Lengkapi Vaksinasi

Sementara itu, Tim Pemberdayaan Masyarakat Bidang Dukungan Darurat Kesehatan Satuan Tugas Penanganan Covid- 19, Retno Asti Werdhani, meminta para orang tua untuk melakukan tindakan deteksi dini usai liburan sekolah.

"Kita tahu bahwa Covid-19 adalah penyakit yang sangat menular, kalau kita tidak melakukan deteksi dini malah bisa membahayakan orang lain," ujar Asti dalam webinar Liburan Sehat, Anak Aman Covid- 19 di Jakarta, Rabu (29/6).

Menurutnya, upaya deteksi dini dengan melakukan pemeriksaan cukup penting di tengah kasus Covid-19 di dalam negeri yang mulai naik. "Anak memang menjadi populasi yang rentan, kita tahu bahwa respons imunnya memang belum sebagus orang dewasa apalagi kalau anak tersebut kurang dari lima tahun, mereka belum mendapat vaksin Covid-19," tuturnya.

Sebelum bepergian, ia meminta agar para orang tua dan anak usia di atas enam tahun untuk melengkapi vaksinasi. "Jadi kalau mau pergi liburan pastikan dulu status kesehatan kita, dan ada pendamping yang memenuhi syarat perjalanan bagi anak, pendamping inilah yang perlu proteksi diri," katanya.

Ia menambahkan, apabila orang dewasa atau anak usia 6-17 tahun mengalami sakit kronis yang tidak memungkinkan untuk mendapatkan vaksin karena alasan klinis maka sebelum bepergian diminta memeriksakan kesehatannya ke dokter dan melakukan protokol kesehatan dengan ketat.

Baca Juga: