Sebanyak 414 pasien melakukan isolasi mandiri, sedangkan 199 lainnya menjalani perawatan di rumah sakit.

JAKARTA - Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta mengungkapkan pasien Covid-19 lebih banyak menjalani isolasi mandiri dibandingkan dirawat di rumah sakit karena gejalanya tidak terlalu parah.

"Jadi, sebenarnya banyak yang diisolasi mandiri karena gejalanya memang tidak terlalu berat. Masih banyak varian Omicron gejalanya tidak telalu berat," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta, Ani Ruspitawati, di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Kamis (21/12).

Ani menyebutkan, hingga 20 Desember 2023 ditemukan 613 kasus aktif korona. Dari jumlah tersebut sebanyak 414 pasien melakukan isolasi mandiri, sedangkan 199 pasien lainnya menjalani perawatan di rumah sakit.

Ani menjelaskan bahwa masyarakat yang bergejala seharusnya cepat menjalani pemeriksaan lebih lanjut, seperti tes antigen ataupun polymerase chain reaction (PCR).

"Intinya, kalau masyarakat bergejala seperti Covid-19 cepat diperiksa saja. Kalau misalkan positif periksanya di puskesmas boleh, mandiri boleh. Positif akses puskesmas, kalau butuh obat kita kasih, nanti tetap dimonitor oleh puskesmas," kata Ani.

Selain itu, Ani menyebutkan vaksinasi Covid memiliki kontribusi besar dalam mencegah penularan, khususnya dalam memperkuat imunitas.

Dinkes DKI Jakarta menyebut peralihan musim atau pancaroba menjadi salah satu penyebab naiknya angka kasus Covid-19 selain dua faktor lainnya yang juga menjadi pendorong kasus tersebut terus meningkat.

Lalu, faktor kedua terkait imunitas tubuh manusia. Antibodi Covid-19 mulai menurun enam bulan sesudah vaksinasi Covid-19.

Faktor ketiga, adanya mutasi virus atau varian baru. Namun, meski virus bermutasi sehingga lebih cepat menular, tetapi gejala yang muncul seharusnya tidak lebih berat.

Adapun fokus pemerintahan, yakni melindungi kelompok rentan dengan cara melengkapi vaksinasi dan melakukan deteksi kesehatan.

Hal itu mengingat sejak Covid-19 dinyatakan sebagai endemi pada Juni 2023, tanggung jawab utama ada pada diri masing-masing. Pemerintah juga akan tetap mengimbau dan menyediakan vaksinasi Covid-19.

Gencarkan Vaksinasi

Lebih lanjut, Dinkes DKI menyebutkan terdapat 38 penemuan kasus korona varian JN.1 di wilayah Jakarta selama 2023.

"Varian JN.1 ada, kita sudah ada. Sudah ditemukan. JN.1 itu dari hasil genome sequencing-nya (pengurutannya) di Jakarta sejak awal 2023 sudah ditemukan 38 pasien," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta, Ani Ruspitawati, di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Kamis.

Ani mengatakan Covid varian JN.1 ini merupakan turunan atau sublineage dari subvarian Omicron BA.2.86. Gejala yang muncul pada varian ini sama seperti gejala Covid-19 lainnya.

"JN.1 ini sebenarnya sama saja. Subvariannya turunan Omicron, cuma ada ciri-ciri khasnya. Lidahnya menunjukkanwarna lebih putih dari biasanya," ujar Ani.

Selain itu, karena varian JN.1 ini merupakan subvarian dari Omicron sehingga tingkat kematiannya juga tidak tinggi. Gejala yang muncul juga tidak berat, hanya saja penularannya yang cepat.

Pemprov DKI Jakarta terus menggencarkan vaksinasi Covid-19 untuk warga berusia 18 tahun ke atas guna menekan penyebaran.

Hal tersebut sesuai Surat Edaran (SE) Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Dirjen P2P) Kementerian Kesehatan pada 11 Desember 2023. Masyarakat sangat direkomendasikan untuk segera melengkapi vaksinasi Covid-19 hingga dosis keempat.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telahmengonfirmasi penemuan kasus penularan virus penyebab Covid-19 varian JN.1 di wilayah Provinsi DKI Jakarta dan Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau.

Baca Juga: