JAKARTA - Perombakan (reshuffle) kabinet yang dilakukan Presiden Jokowi pada Senin (19/8) dinilai mendapat respon positif dari para pelaku pasar keuangan di Indonesia. Hal itu terlihat pada penguatan nilai tukar rupiah dan kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Pengamat ekonomi dari STIE YKP Yogyakarta, Aditya Hera Nurmoko mengatakan penguatan itu mencerminkan keyakinan pasar terhadap keberlanjutan kebijakan ekonomi dari pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Presiden terplih, Prabowo Subianto.

Kurs rupiah pada perdagangan Senin (19/8) ditutup menguat ke level 15.550 per dollar Amerika Serikat (AS) atau naik 143 poin atau 0,91 persen dari posisi akhir pekan lalu di posisi 15.693 per dollar AS.

Sedangkan, IHSG berakhir di zona hijau atau naik 0,47 persen pada penutupan perdagangan, Senin (19/8).

Aditya menilai bahwa pasar melihat reshuffle terbatas itu sebagai sinyal bahwa Pemerintahan Jokowi serius mempersiapkan transisi yang mulus ke pemerintahan berikutnya.

"Dengan adanya perombakan ini, pasar merasa yakin bahwa saat Prabowo dilantik pada Oktober nanti, tidak akan ada masa pemanasan lagi. Pemerintahan bisa langsung gas dalam mengeksekusi kebijakan dan anggaran di akhir tahun, yang sangat krusial untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi," kata Aditya.

Lebih lanjut, Aditya menekankan bahwa kestabilan politik dan kebijakan yang berkelanjutan sangat penting untuk menjaga kepercayaan investor. Pasar melihat langkah itu sebagai upaya untuk memastikan bahwa program-program strategis yang sudah direncanakan di bawah Jokowi dapat terus dilanjutkan tanpa hambatan yang berarti, terutama dalam periode transisi pemerintahan.

Investor juga merespon positif akan kepastian dalam politik nasional yang tercipta dari reshuffle tersebut.

"Pasar mengapresiasi langkah ini karena memberikan sinyal yang jelas bahwa pemerintah siap menjaga stabilitas ekonomi dan melanjutkan kebijakan pro-pasar yang sudah ada," pungkas Aditya.

Transisi Energi

Sementara itu, Manajer Riset Sekretaris Nasional (Seknas) Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) Badiul Hadi mengatakan, Reshuffle berkonsekuensi pada pekerjaan-pekerjaan bagi menteri baru.

"Menteri baru harus bisa memberikan kepastian kebijakan yang bisa membuat pasar (investasi) percaya dan tidak akan ada dampak buruk pada investasi serta rencana investasi yang akan masuk,"tegas Badiul.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) baru perlu segera memperkuat kebijakan energi yang mendukung transisi ke energi terbarukan sambil memastikan pasokan energi yang stabil dan terjangkau.

"Ini termasuk mempercepat pengembangan infrastruktur energi terbarukan, memperbaiki regulasi terkait penggunaan energi, serta menarik investasi di sektor ini," katanya.

Menteri ESDM dan Menteri Investasi harus bersinergi mempercepat proyek hilirisasi terutama di sektor pertambangan dan energi, serta pengembangan infrastruktur yang mendukung pertumbuhan ekonomi.

Baca Juga: