JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi berbalik terkoreksi, hari ini (6/6). Pelaku pasar cenderung memilih untuk menanti atau wait and see hasil rapat dewan kebijakan bank sentral Amerika Serikat (The Fed) atau FOMC pekan depan.

Analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana memproyeksikan IHSG dalam perdagangan, Selasa (6/6), rawan terkoreksi dengan support pada level 6.562 dan resistance pada level 6.663.

Sebelumnya, IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (5/6) sore, ditutup menguat seiring dengan menurunnya inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) dalam negeri periode Mei 2023. IHSG ditutup menguat 0,18 poin atau 0,00 persen ke posisi 6.633,44. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 3,09 poin atau 0,33 persen ke posisi 946,57.

"Terkait sentimen hari ini, dari domestik yang positif yakni terkait rilis inflasi tahunan yang sudah mencapai rentang batas atas Bank Indonesia (BI) di level 4,00 persen, mengindikasikan BI semakin punya banyak ruang untuk tetap mempertahankan stance kebijakan dovish, atau bahkan mungkin bisa terjadi penurunan suku bunga acuan pada kuartal IV-2023 nanti," ujar Research & Consulting Manager Infovesta Kapital Advisori Nicodimus Kristiantoro, di Jakarta.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi tahunan periode Mei 2023 menurun menjadi 4,00 persen year-on-year (yoy), dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 114,84 persen. Inflasi tahunan konsisten menurun selama tiga bulan terakhir, yaitu 4,97 persen pada Maret, 4,33 persen pada April, dan 4,00 persen pada Mei.

"Tingkat inflasi tahunan pada Mei 2023 sebesar 4,00 persen atau terjadi peningkatan IHK dari 110,42 pada Mei 2022 menjadi 114,84 pada Mei 2023," ujar Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini.

Pada sisi lain, tertahannya penguatan pasar disebabkan oleh sentimen dari indeks manufaktur PMI domestik yang di luar dugaan menurun ke level 50,3 atau bisa dikatakan batas bawah level ekspansi, dikarenakan apabila di bawah 50 menjadi level kontraksi.

Baca Juga: