JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi melanjutkan penguatannya, awal pekan ini, meskipun penguatannya bersifat terbatas. Pelaku pasar masih khawatir terhadap kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed yang hawkish.

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memperkirakan kondisi perekonomian AS saat ini masihbmenjadi sentimen utama bagi pasar. Karenanya, dia memproyeksikan IHSG dalam perdagangan, Senin (20/2), bergerak menguat terbatas untuk menguji rentang area 6.897-6.900 dengan support pada level 6.803 dan resistance pada level 6.946.

Sebelumnya, IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada akhir pekan lalu ditutup menguat terbatas seiring kekhawatiran investor terhadap The Federal Reserve (The Fed) yang masih akan bersikap hawkish.

IHSG ditutup menguat 0,05 poin atau 0,00 persen ke posisi 6.895,7. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 0,89 poin atau 0,09 persen ke posisi 954,3.

"Dari Amerika Serikat terdapat sentimen seputar perekonomian yang dapat dikatakan membaik, dan ada kekhawatiran dari investor akan kebijakan moneter The Fed yang masih hawkish dalam meningkatkan Fed Fund Rate (FFR)- nya untuk kembali menurunkan tingkat inflasi ke level 2 persen," ujar Analis Herditya di Jakarta.

Herditya memperkirakan pergerakan IHSG hari ini masih dipengaruhi oleh pergerakan dan sentimen bursa global, yang mana hari ini bursa global dan kawasan Asia cenderung terkoreksi

Dari dalam negeri, kemarin, Rapat Dewan Gubernur BI (RDG BI) Februari 2023 memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Days Reverse Repo Rate (BI7DRRR) berada di level 5,75 persen.

Dibuka menguat, IHSG bergerak ke teritori negatif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG mulai bergerak ke zona hijau hingga penutupan perdagangan saham.

Baca Juga: