JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS berpotensi berbalik menguat, hari ini (10/8). Pelaku pasar sepertinya telah mengantisipasi potensi kenaikan suku bunga acuan oleh bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed dalam rapat dewan kebijakan pada bulan depan.

Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi memperkirakan pelaku pasar sangat menyukai kenaikan suku bunga acuan The Fed atau Fed Fund Rate (FFR) sebesar 25 basis poin dalam pertemuan pada September mendatang, dengan peluang sebesar 86,5 persen.

Karenanya, Ibrahim memproyeksikan kurs rupiah terhadap dollar AS dalam perdagangan di pasar uang antarbank, Kamis (10/8), bergerak fluktuatif namun ditutup menguat di kisaran 15.160-15.230 rupiah per dollar AS.

Sebelumnya, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS, Rabu (9/8), ditutup melemah 0,18 persen atau 28 poin dari sehari sebelumnya menjadi 15.189 rupiah per dollar AS.

Analis pasar uang Bank Woori Saudara BWS Rully Nova menyatakan rupiah bertahan dari pelemahan karena dukungan data pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih kuat. "Pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan II/2023 (mencapai 5,17 persen)," ujar dia di Jakarta, kemarin.

Menurut dia, sentimen yang juga mempengaruhi pergerakan pelemahan rupiah adalah data inflasi Producer Price Index/Indeks Harga Produsen (PPI) dan Consumer Price Indec (CPI) China. Selain itu, penurunan 10 rating perbankan oleh Moody's dinilai bakal melemahkan rupiah.

Baca Juga: