Partikel aerosol dapat melayang di udara sejauh puluhan meter untuk beberapa saat.

SEATTLE - Pandemi Covid-19 yang berlangsung selama enam bulan telah menewaskan lebih dari setengah juta orang di seluruh dunia. Sementara itu, lebih dari 200 ilmuwan dari seluruh dunia memiliki pandangan yang berbeda tentang bagaimana virus korona jenis baru itu dapat menyebar.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS berpendapat bahwa hanya ada dua jenis penularan, menghirup droplet dari orang yang terinfeksi yang ada di sekitar atau menyentuh permukaan yang terkontaminasi dan kemudian memegang mata, hidung, atau mulut.

Tetapi, para ahli lainnya berpendapat bahwa dua jenis penularan yang disampaikan WHO tersebut mengabaikan bukti yang berkembang bahwa ada cara ketiga yang memainkan peran penting dalam penularan.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa partikel yang dikenal sebagai aerosol, versi mikroskopis droplet yang dapat melayang di udara sejauh puluhan meter untuk beberapa saat, dapat membahayakan orang yang ruangan dengan sistem ventilasi yang buruk, bus, dan ruang kecil lainnya, bahkan bisa menyebar terhadap orang-orang menerapkan jaga jarak sejauh 1,8 meter.

"Kami 100 persen yakin tentang ini," kata pakar ilmu atmosfer dan teknik lingkungan dari Queensland University of Technology di Brisbane, Australia, Lidia Morawska.

Surat Terbuka

Para peneliti itu menyampaikan kritik penyebaran virus Covid-19 itu melalui surat terbuka kepada WHO. Sebanyak 239 peneliti dari 32 negara yang menandatangani surat terbuka itu menuduh badan PBB itu telah gagal mengeluarkan peringatan berkaitan risiko penularan virus tersebut.

Surat terbuka kepada WHO itu akan diterbitkan minggu ini dalam jurnal ilmiah. Mereka mengatakan pedoman pencegahan penularan yang dikeluarkan organisasi kesehatan PBB itu mengabaikan bukti penularan di udara.

Para peneliti itu meyakini ada tipe penularan ketiga yang berada di balik peristiwa yang disebut "penyebaran-super" itu. Penyebaran melalui udara itu terjadi di restoran-restoran di Tiongkok di awal pandemi. Pengunjung yang duduk di meja yang terpisah tetap tertular. Penyebaran yang sama juga terjadi pada paduan suara Negara Bagian Washington, Amerika Serikat (AS). Padahal mereka sudah mengambil tindakan pencegahan.

Para pejabat WHO mengakui bahwa virus dapat ditularkan melalui aerosol, tetapi WHO mengingatkan cara itu hanya terjadi bila partikel mikroskopis dimuntahkan dalam jumlah besar. Adapun pejabat CDC belum memberikan tanggapan.

Salah satu ahli WHO terkemuka dalam pencegahan dan pengendalian infeksi, Benedetta Allegranzi, mengatakan Morawska dan para ilmuwan itu mempresentasikan teori berdasarkan percobaan laboratorium dan bukan bukti lapangan. "Kami menghargai dan menghormati pendapat dan kontribusi mereka dalam debat ini," tulis Allegranzi dalam email.

"Bukti yang ada belum cukup meyakinkan untuk menganggap transmisi udara memiliki peran penting dalam penyebaran Covid-19," kata Allegranzi.

Sejak virus itu pertama kali terdeteksi di Tiongkok pada Desember 2019, pemahaman tentang bagaimana penyebarannya telah berkembang pesat, mengubah pedoman tentang penggunaan masker. Pada mulanya, WHO dan CDC mengatakan bahwa penggunaan masker terlalu berlebihan untuk orang biasa, dan hanya diutamakan bagi petugas kesehatan. Kemudian, CDC merekomendasikan masker hanya untuk orang dengan gejala Covid-19. n SB/SCMP/P-4

Baca Juga: