JAKARTA - Partai mengalami kesulitan untuk membahas persoalan calon presiden (cawapres) dan wakil presiden (cawapres). "Isu capres dan cawapres paling sulit dibicarakan di tingkatan partai," tandas Wakil Sekjen PDI Perjuangan, Arif Wibowo, di Jakarta, Senin (27/12).

Arif mengatakan ini untuk menanggapi hasil survei Politika Research & Consulting (PRC) dan Parameter Politik Indonesia (PPI). Anggota Komisi II DPR itu mengatakan, sesuai dengan keputusan kongres terakhir PDIP, penentuan capres dan cawapres tidak dapat dilakukan terburu-buru.

Ada 27 hasil survei terakhir yang dikumpulkan untuk menjadi pertimbangan politik partai. Arif mengapresiasi hasil survei di mana potensi elektabilitas PDIP masih teratas. Selain itu, banyak kadernya dinilai layak menjadi capres pada Pemilu 2024.

"Kami yakin, siapa pun pasangan yang diusung, selama bersama rakyat, akan memberi daya dukung kuat pula pada calon," kata Arif. PRC dan PPI merilis hasil survei nasional bertajuk "Meneropong Poros Koalisi Partai Politik."

Survei dilakukan 12 November- 4 Desember dengan metode multistage random sampling. Sebanyak 1.600 responden diwawancara dari 34 provinsi secara tatap muka. Tingkat kepercayaan survei sebesar 95 persen dan margin of error sebesar 2,5 persen.

Dalam survei, terdapat 32 nama yang muncul sebagai capres. Beberapa kader PDIP seperti Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, dengan peringkat elektabilitas tertinggi 23,1 persen. Ada juga Menteri Sosial, Tri Rismaharini, hanya 1,5 persen dan Ketua DPR Puan Maharani 1,1 persen.

Golkar Konsisten

Sementara itu, Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Ahmad Doli Kurnia, menegaskan, partainya tetap konsisten mengusung Ketua Umum Airlangga Hartarto sebagai capres pada Pemilu 2024. "Kami sudah tetapkan capres adalah Erlangga Hartarto," tandasnya. Menurut dia, keputusan tersebut diambil pada munas tahun 2019.

Doli menjelaskan, penetapan Airlangga sebagai capres karena dianggap kader terbaik. Selain itu, juga berdasarkan aspirasi DPC. Ketua Komisi II DPR itu mengatakan, Golkar memiliki standar dan mekanisme berkaitan dengan pemenangan Pemilu. Maka, Golkar menerima apa pun hasil survei.

"Masih ada waktu selama dua tahun untuk bekerja bersungguh-sungguh, berdasarkan hasil saat ini," kata Doli. Dalam survei itu, nama Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto berada pada peringkat 17 dari 32 nama capres.

Airlangga dipilih 0,6 persen responden. Ini jauh dari Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti sebesar 4,3 persen. Namun, Airlangga masih unggul dari Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar, 0,1 persen.

Baca Juga: