Partai berkuasa di India, BJP, berhasil mengamankan koalisi setelah mendapat dukungan dari partai-partai lain. Sementara oposisi yang terdiri dari setidaknya 24 partai juga bertekad untuk melawan pemerintahan PM Modi.

NEW DELHI - Perdana Menteri India, Narendra Modi, pada Kamis (6/6) bersiap untuk dilantik untuk masa jabatan ketiga setelah hasil pemilu yang sangat ketat memaksa partainya membentuk pemerintahan koalisi.

Partai Bharatiya Janata (BJP) yang merupakan partai nasionalis Hindu pimpinan Modi, yang berkuasa selama satu dekade terakhir dengan mayoritas suara, tadinya mengharapkan kemenangan telak lagi. Namun hasil pemilu enam pekan yang dirilis pada Selasa (4/6) bertentangan denganexit polldimana BJP kehilangan mayoritasnya dan menyebabkan mereka segera melakukan perundingan untuk mengunci koalisi yang memungkinkan mereka untuk memerintah.

Undangan koalisi disambut Partai Aliansi Demokratik Nasional (NDA) yang pada Rabu (5/6) malam mengumumkan bahwa mereka telah setuju untuk membentuk pemerintahan.

"Kami semua dengan suara bulat memilih Narendra Modi yang dihormati sebagai pemimpin kami," demikian pernyataan aliansi yang dikeluarkan BJP.

Aliansi ini memegang 293 kursi di parlemen, sehingga memberikan mereka kendali atas badan yang mempunyai 543 kursi.

Modi, seorang populis yang telah mendominasi politik India sejak tahun 2014, untuk pertama kalinya akan memimpin sebuah pemerintahan yang bergantung pada dukungan dari sekutu-sekutu regional yang seiring waktu loyalitasnya telah goyah, dan bisa mempersulit agenda reformasi kabinet yang baru.

Sementara itu laporan media India mengatakan Modi akan dilantik sebagai perdana menteri pada Sabtu (8/6).

Modi, 73 tahun, pada Selasa malam bersikeras bahwa hasil pemilu adalah kemenangan yang memastikan dia akan melanjutkan agendanya.

"Masa jabatan ketiga kami akan menjadi salah satu keputusan besar dan negara ini akan menulis babak baru pembangunan," kata Modi di hadapan kerumunan pendukungnya di Ibu Kota New Delhi setelah kemenangannya.

Sikap Oposisi

Sedangkan Presiden Partai Kongres, Mallikarjun Kharga, mengatakan hasil pemilu tersebut adalah pemungutan suara yang menentang Modi serta substansi dan gaya politiknya.

"Ini merupakan kerugian politik yang sangat besar bagi dia secara pribadi, selain juga merupakan kekalahan moral," kata Kharga kepada para pemimpin partai pada pertemuan aliansi oposisi.

Sementara itu para pemimpin aliansi INDIA yang terdiri dari setidaknya 24 partai oposisi, pada Rabu (5/6), bertemu di kediaman Kharga di New Delhi, di mana mereka melangsungkan diskusi untuk memperkuat aliansi oposisi tersebut.

"Blok INDIA akan terus berjuang melawan pemerintahan fasis BJP, yang dipimpin oleh Modi," kata Kharga kepada para wartawan setelah pertemuan tersebut. "Kami akan mengambil langkah-langkah yang tepat pada waktu yang tepat untuk mewujudkan keinginan rakyat untuk tidak diperintah oleh pemerintahan BJP," imbuh dia. AFP/ST/I-1

Baca Juga: