Isu koalisi yang sering muncul PDI Perjuangan dan Gerindra. Kemudian, Golkar bersama PKB, PAN, dan PPP. Lalu Nasdem berkoalisi dengan Demokrat dan PKS.

JAKARTA - Partai politik (parpol) belum menentukan sikap dan membahas kemungkinan membentuk koalisi untuk Pemilihan Umum 2024. Pernyataan ini disampaikan Peneliti Center for Strategic Policy Studies (CSPS) Universitas Indonesia, Marlon C Kansil, di Jakarta, Rabu (8/9).

Menurut hasil kajian Marlon di berbagai media sosial dalam sepekan terakhir bahwa parpol masih fokus membicarakan masalah internal, program, dan kebijakan internal. Padahal, beberapa pengamat dan hasil survei telah membuat prediksi skenario koalisi parpol yang kemungkinan terbentuk sebelum 2024.

Beberapa skenario koalisi yang kerap muncul, di antaranya PDI Perjuangan dan Partai Gerindra. Kemudian, Partai Golkar bersama PKB, PAN, dan PPP. Lalu Partai Nasdem berkoalisi dengan Partai Demokrat dan PKS. Menurut Marlon, ini kalau merujuk pada berbagai hasil survei dan pemberitaan di media-media arus utama.

"Namun, berbagai prediksi itu masih berada pada tahap awal. Artinya sudah disebut, tetapi belum banyak dibahas partpol bersangkutan," ujar Marlon. Misalnya, hasil penelusuran untuk kata kunci PDIP di media sosial belum menunjukkan ada perbincangan soal koalisi Pemilu 2024.

Isu yang muncul untuk kata kunci itu, lebih mengarah pada Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. Hasil yang sama diperoleh saat Marlon memasukkan kata kunci Gerindra, PKB, PKS, dan PBB.

Sementara itu, Partai Demokrat merujuk pada hasil penelitiannya, lebih banyak membahas persoalan internal partai dan upaya menjaga soliditas. Kemudian, PAN belum membahas kemungkinan koalisi pada 2024. Tetapi hasil penelusuran menunjukkan partai itu memperlihatkan keuntungan masuk koalisi pemerintah saat ini.

Hasil penelusuran Golkar menunjukkan fokus menaikkan sosok Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto sebagai bakal calon presiden. Terakhir, hasil penelusuran kata kunci Nasdem lebih banyak memperlihatkan upaya partai membantu rakyat, termasuk lewat program vaksinasi.

"Kesimpulan saya dari semua data bahwa prediksi pembentukan koalisi politik ini baru masuk fase awal karena di media sosial baru mulai menaikkan isu tersebut," papar Marlon. Terkait itu, dia turut mengingatkan elite politik bahwa segala rencana membentuk koalisi perlu melibatkan aktor nonparpol seperti kelompok kepentingan.

"Koalisi tidak hanya ditentukan partai, karena secara de facto ada kelompok kepentingan seperti komunitas agama dan masyarakat lainnya," kata Marlon saat memaparkan hasil penelitiannya pada acara diskusi virtual CSPS UI.

Penghargaan Senior

Sementara itu, Partai Demokrat (PD) memberikan penghargaan untuk tokoh-tokoh seniornya pada acara puncak peringatan ulang tahun ke-20, di Jakarta Convention Centre, Jakarta, Kamis (9/9).

Penghargaan itu merupakan wujud penghormatan dan terima kasih partai kepada tokoh-tokoh senior yang dinilai telah berjasa untuk PD. Di samping itu, acara peringatan diisi pengumuman pemenang Lomba Karya Kreatif masyarakat umum dan pelaku industri kreatif.

"Partai Demokrat berharap bisa memotivasi para pelaku industri kreatif untuk terus bersemangat dan pantang menyerah menghadapi situasi pandemi," kata Wakil Sekretaris Jenderal PD, Agust Jovan Latuconsina.

PD menegaskan posisinya terus berpihak pada rakyat. Keberpihakan itu diterjemahkan dalam tema acara peringatan hari jadi ke-20 "Demokrat Berkoalisi dengan Rakyat," kata Agust Jovan sebagaimana dikutip dari keterangan tertulis yang sama.

Baca Juga: