PM Thailand, Prayut Chan-Ocha, kembali harus menghadapi mosi tidak percaya setelah anggota parlemen oposisi menudingnya ceroboh dalam menangani pandemi yang kian menyebar dan berdampak semakin memperburuk perekonomian.

BANGKOK -Parlemen ThailandpadaSelasa (31/8)mulai perdebatan mengenai mosi tidak percaya yang menarget Perdana Menteri Prayuth Chan-Ocha dan lima anggota kabinetnya.Mosi tak percaya ini diperdebatkan setelah pihak oposisi di parlemen menuduh pemerintahtelahceroboh dalam menangani pandemiCovid-19.

Sementara parapanitiaprotes jalanan antipemerintah yang hingga saat ini masih berlangsung,telah bersumpah untuk meningkatkan upaya mereka selama perdebatan itu untuk memaksa PM Prayut mundur dari jabatannya, sekaligus menuntut reformasi di Thailand yang meliputi reformasi dalam tubuh militer dan monarki.

Debat dijadwalkan berlangsung empat hari, dengan pemungutan suara oleh majelis rendah ditetapkan berlangsung pada Sabtu(4/9) mendatang.

Pemerintah koalisiPMPrayut diperkirakan secara umum akan berusaha menggagalkan mosi itu, meskipun telah mendapat kritik keras karena gagal mengamankan pasokan vaksin Covid-19 yang tepat waktu dan memadai.

Sompong Amornvivat, pemimpin partai oposisi utama Pheu Thai, memulai debat dengan serangan sengit, menuduh bahwaPMPrayut adalah orang sombong yang gila kekuasaan yang tidak cocok untuk memimpin negara.

"Saat dunia bersiap menghadapi pandemi terburuk dalam sejarah, pemimpin pemerintahan Thailand justru masih belum mengetahui dan menangani situasi pandemi. Konsekuensinya, mereka telah gagal melindungi populasi dalam krisis kesehatan saat ini," ucap Sompong.

"Jika kita membiarkandia(Prayut)melanjutkan kepemimpinannya, itu akan menyebabkan lebih banyak orang terinfeksi dan kehilangan nyawa,'' kata Sompong. "Tidak akan ada cukup krematorium tersedia dan tidak akan ada cara untuk menghentikan penyebaran penyakit," imbuh dia.

Menanggapi pernyataan Sompong, pihak pemerintah menyatakan tak ada yang keliru dalam masalah penanganan pandemi bahkan pemerintah Thailand mengklaim akan bisa memvaksinasi sebanyak 70 persen populasinya pada akhir 2021.

"Pemerintah telah mengelola anggaran secara cukup selama pandemi. Semua prosesnya telah diperiksa dan dipantau oleh institusi publik yang terkait," ucap PM Prayut dalam sesi debat itu.

Ketiga Kali

Ini adalah perdebatan mosi tidak percaya ketigakaliyang dihadapiPMPrayut sejak ia berkuasa setelah pemilihan umum 2019.Prayut sebelumnyajuga menjabat sebagai perdana menteri dalam pemerintahan militer pada 2014-2019 setelahmilitermerebut kekuasaan melalui kudeta.

Pemerintahan Prayut pada umumnya berhasil mengendalikan viruskoronasepanjangtahun lalu, meskipunlockdowndan pembatasan perjalanan menghancurkan ekonomi, terutama industri pariwisatanya.Sektor industri pariwisata Thailand mengalami keterpurukan setelah sebagian besar pelancong asing dilarang masuk.

Sejak April, gelombang ketiga wabah virus korona mulai merebak dan menyebar dengan cepat. Sekitar 97 persen dari lebih dari 1,17 juta kasus yang dikonfirmasi, dan lebih dari 99 persen dari total 11.495 kematian, di negara itu terjadi pada masa itu. VoA/TheStar/I-1

Baca Juga: