PARIS - Para pemimpin dunia memberikan penghormatan kepada Joe Biden setelah pada hari Minggu (21/7) ia mengumumkan keluar dari kontestasi pemilihan presiden AS.
Biden memberitahu publik tentang keputusannya melalui surat, sebuah langkah mengejutkan yang mengubah persaingan menuju Gedung Putih pada tahun 2024. Ia mendukung Wakil Presiden Kamala Harris sebagai calon baru dari Partai Demokrat.
Sekutu Eropa
Pemimpin Ukraina Volodymyr Zelensky mengucapkan terima kasih kepada Biden karena telah mengambil "langkah berani" dalam mendukung negaranya, dan memuji "keputusan yang sulit tetapi kuat" dari presiden AS tersebut untuk mengakhiri upaya pemilihannya kembali.
"Kami akan selalu berterima kasih atas kepemimpinan Presiden Biden. Ia mendukung negara kami selama momen paling dramatis dalam sejarah, membantu kami mencegah (Presiden Russia Vladimir) Putin menduduki negara kami, dan terus mendukung kami selama perang yang mengerikan ini," katanya.
Perdana Menteri Polandia Donald Tusk memuji Biden karena mengambil "banyak keputusan sulit yang membuat Polandia, Amerika, dan dunia menjadi lebih aman, dan demokrasi menjadi lebih kuat."
"Saya tahu Anda terdorong oleh motivasi yang sama saat mengumumkan keputusan akhir Anda. Mungkin ini keputusan tersulit dalam hidup Anda," imbuh Tusk, yang menjabat sebagai presiden Dewan Eropa antara tahun 2014 dan 2019.
Perdana Menteri Inggris Keir Starmer mengatakan dia menghormati keputusan Biden, dan menambahkan: "Saya berharap kita bekerja sama selama sisa masa jabatan kepresidenannya.
"Saya tahu bahwa, sebagaimana yang telah dilakukannya sepanjang kariernya yang luar biasa, ia akan membuat keputusan berdasarkan apa yang menurutnya terbaik bagi rakyat Amerika," katanya.
Kanselir Jerman Olaf Scholz juga memberikan penghormatan kepada "teman saya".
"Joe Biden telah meraih banyak hal: untuk negaranya, untuk Eropa, untuk dunia," katanya. "Keputusannya untuk tidak mencalonkan diri lagi patut dihormati."
Seorang Pria Hebat
Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengucapkan terima kasih kepada Biden atas "dukungannya yang teguh terhadap Israel selama bertahun-tahun".
"Dukungan teguh Anda, terutama selama perang, sangat berharga. Kami berterima kasih atas kepemimpinan dan persahabatan Anda."
Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau juga berterima kasih kepada Biden atas pengabdiannya selama bertahun-tahun.
"Dia pria hebat, dan semua yang dilakukannya dilandasi oleh kecintaannya pada negara," katanya.
"Sebagai presiden, ia adalah mitra bagi warga Kanada -- dan sahabat sejati. Kepada Presiden Biden dan Ibu Negara: terima kasih."
Perdana Menteri Jepang mengatakan ia mengakui bahwa pengumuman Biden merupakan "satu keputusan politik terbaik yang dapat ia buat."
"Aliansi Jepang-AS merupakan landasan diplomasi dan keamanan negara kami, jadi kami akan memantau situasi dengan cermat," kata Perdana Menteri Fumio Kishida.
Perdana Menteri Australia Anthony Albanese berterima kasih kepada Biden "atas kepemimpinan dan layanan berkelanjutan Anda.
"Aliansi Australia-AS tidak pernah sekuat ini dengan komitmen bersama kita terhadap nilai-nilai demokrasi, keamanan internasional, kemakmuran ekonomi, dan aksi iklim untuk generasi ini dan masa depan."
Mantan presiden Barack Obama, yang bersama Biden menjabat dua periode sebagai wakil presiden, memuji rekam jejaknya saat menjabat.
"Di tingkat internasional, ia memulihkan kedudukan Amerika di dunia, menghidupkan kembali NATO, dan memobilisasi dunia untuk melawan agresi Rusia di Ukraina," ungkapnya.
Meskipun ia memiliki hak penuh untuk mencalonkan diri kembali, keputusan Biden untuk keluar dari pencalonan merupakan bukti "kecintaannya pada negara", imbuh Obama.
Tidak Layak
Kremlin mengatakan pihaknya sedang memantau perkembangan.
"Pemilihan umum masih empat bulan lagi. Dan itu waktu yang panjang, di mana banyak hal bisa berubah. Kita perlu memperhatikan, mengikuti apa yang akan terjadi, dan melanjutkan pekerjaan kita," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada kantor berita Life.ru.
Bahkan saat para pemimpin dunia memberikan penghormatan atas kinerjanya di panggung dunia, para petinggi Partai Republik bersikeras bahwa dia tidak layak untuk tetap menjadi presiden.
"Jika Joe Biden tidak layak mencalonkan diri sebagai presiden, dia tidak layak menjabat sebagai presiden," kata pernyataan dari Ketua DPR AS Mike Johnson, tokoh Republik tertinggi di Kongres.
"Ia harus segera mengundurkan diri dari jabatannya. Tanggal 5 November sudah di depan mata," imbuhnya.
Mantan presiden Donald Trump, calon presiden dari Partai Republik, menulis di jejaring sosial Truth Social miliknya: "Joe Biden yang korup tidak layak mencalonkan diri sebagai presiden, dan sudah pasti tidak layak untuk menjabat."