JAKARTA - Kesehatan anak menjadi salah satu hal yang sangat diperhatikan oleh orang tua, terutama bagi sang Ibu. Ketika anak sakit demam misalnya, sang ibu tentu saja akan merasa khawatir akan keadaan tersebut.

Psikolog Anak dan Keluarga, Samanta Elsener, menjelaskan lebih jauh bahwa kondisi psikologis seorang ibu ketika anaknya sakit demam berbeda-beda. Kondisi psikologis ibu ketika sang anak sakit bergantung pada umur sang anak.

Semakin dini usia anak, seperti usia anak satu hingga lima tahun, maka rasa khawatir dan panik yang dialami seorang ibu akan lebih besar. Sedangkan ketika anak sudah lebih besar atau berusia di atas lima tahun, ibu sudah lebih bisa menenangkan diri dalam menghadapi kondisi anak sakit.

"Hal ini karena sang ibu sudah punya pengalaman, sehingga lebih tenang dan bisa langsung mengambil langkah atau solusi," ujar dia dalam konferensi pers kampanye berjudul#UbahKelamJadiKalem di Jakarta Rabu (1/3).

Rasa khawatir yang dialami para ibu mendorong Proris meluncurkan kampanye bertajuk#UbahKelamJadiKalem. Kampanye ini diharapkan dapat memberi dukungan kepada mereka yang merasa khawatir, gelisah ketika anak sakit demam.

Samanta mengatakan, rasa panik yang dialami para ibu merupakan hal wajar. Namun, penting bagi para Ibu untuk bisa mengendalikan rasa panik itu agar bisa menangani sakit pada anak dengan baik. Karena jika sang ibu khawatir dan panik, anak akan turut panik sehingga jadi tidak tenang dan akan malah memperburuk keadaan sang anak yang sedang sakit.

"Setelah menenangkan diri, sang Ibu harus segera memeriksa keadaan kesehatan sang anak dan memberikan pertolongan pertama seperti memberikan obat demam," ujar Samanta.

Brand Executive ProrisElvira Darmadi menyebutkan bahwa Proris sangat memahami kekhawatiran para ibu ketika anaknya sakit. Melalui kampanye #UbahKelamJadiKalem, Proris berharap bisa memberikan dukungan penuh kepada mereka agar bisa mengatasi kekhawatiran mereka.

"Kami memahami apa yang dirasakan seorang ibu saat anaknya sakit. Semua tentunya terasa kelam. Karena itulah kami berkomitmen untuk mengubah kelam yang dirasakan menjadi kalem," ucapnya.

Elvira mengungkapkan, peluncuran kampanye tersebut merupakan upaya Proris dalam mendekatkan diri dengan para ibu melaluiProMoms (Proris-Moms) Community. Dalam platform ini, terdapat berbagai informasi dan edukasi untuk mengatasi rasa khawatir sehingga mampu menangani sakit demam yang dialami anak dengan lebih baik.

Ia menjelaskan, Proris sebagai merek obat penurun panas anak, selama ini merupakan partner terpercaya saatProMomskhawatir karena si kecil sakit demam. Dengan kandungan ibuprofen, Proris memilikitriple actionyaitu untuk mengatasi demam, pereda nyeri dan anti radang pada si kecil, serta rasa jeruk yang manis sehingga disukai oleh anak-anak.

"Proris juga memiliki durasi kerja hingga 8 Jam yang akan membuat anak bisa beristirahat dengan nyaman. Kemasan Proris juga disertai oleh BUD (Beyond used date), yang mengingatkanProMomskapan batas penggunaan obat setelah kemasan dibuka," ungkap Elvira.

Tiga Brand Ambassador

Dalam peluncuran kampanye#UbahKelamJadiKalem, Proris juga mengumumkantiga Brand Ambassadorsekaligus. Mereka adalahpublic figuresekaligus seorang Ibu yaituSandra Dewi, Donita,sertaAnissa Azizayang tentunya memahami betul apa yang dirasakan seorang Ibu ketika anaknya sakit.

Sandra Dewi mengungkapkan, sebagai seorang Ibu, tentunya ketika anak sakit rasa khawatir dan panik pasti ada. Terutama untuk anak yang berusia 5 tahun. Biasanya kita melihat sang anak aktif bermain tapi ketika sakit jadi lebih diam dan lemas.

"Tapi dengan Proris saya merasa sangat terbantu untuk meringankan demam pada anak. Untuk saya sendiri, Proris sudah sejak lama menjadi pilihan ketika anak sakit, dan manfaatnya benar-benar saya rasakan," ujarnya.

Sementar itu Donita menuturkan, ketika anak sakit tentu saja perasaan khawatir yang ada semakin besar, dan kadang merasa ingin selalu 24 jam bersama sang anak. Sehingga ketika sedang ada pekerjaan yang harus diselesaikan, maka seringkali bingung harus bagaimana.

Di lain pihak Anissa Aziza mengaku, kekhawatirannya diakui bisa memicu rasa bersalah pada dirinya sendiri. Rasa cemas, khawatir, bahkan seringkali menyalahkan diriku sendiri karena dianggap sebagai penyebab anaknya sakit demam.

"Maka, aku selalu sigap dengan tindakan pertama saat anak sakit yaitu dengan mengecek suhu badan anak serta memastikan bahwa anakku memiliki kandungan nutrisi dan cairan tubuh yang cukup. Ketika anak demam dan nyeri, Proris menjadi pilihan pertama yang terlintas di benakku," katanya.

Baca Juga: