Bangsa Mesir kuno sudah cukup maju dalam tulis menulis. Kerta papirus atau papyrus yang ditemukan dari peradaban masa lalu dikembangkan dari tumbuhan papirus yang merupakan tanaman air. Tanaman papirus umumnya dijumpai di tepi dan lembah Sungai Nil, meski kini sudah tidak terlihat lagi.

Di negeri piramida itu, kira-kira 3500 sebelum Kristus (BC), mereka sudah memanfaatkan papirus sebagai kertas untuk menulis. Para penggali kuburan di Saqqara menemukan gulungan papirus, bertanggal sekitar 2900 BC.

Papirus terus digunakan hingga abad kesebelas, bahkan ketika kertas, yang ditemukan di Tiongkok menjadi bahan tulisan paling populer untuk dunia Arab sekitar. Abad kedelapan di Mesir kuno, teks dapat ditulis pada papirus dalam hieroglif, aksara hieratis, atau aksara Demotik. Papirus juga digunakan dalam dokumen Yunani, Koptik, Latin, Aram, dan Arab.

Dengan variasi ukuran, gulungan papirus pada dasarnya diproduksi dengan cara yang sama sepanjang sejarahnya sejak 4.000 tahun yang lalu. Selain fungsinya sebagai bahan untuk menulis, papirus digunakan untuk tali, keranjang, sandal, dan barang sehari-hari lainnya.

Nama botani untuk papirus adalah Cyperus papyrus, yang menunjukkan bahwa tanaman tersebut termasuk dalam famili besar tanaman sedimen Cyperaceae. Meskipun saat ini tanaman tidak lagi tumbuh di lembah Sungai Nil, di masa lalu umum djumpai di Mesir.

Tanaman ini tumbuh di sekitar Sungai Nil karena memang memerlukan banyak air. Air dan nutrisi dibawa dari akar, melalui sistem bundel fibrovaskular longitudinal, ke atas batang segitiga tebal dan meruncing yang berukuran diameter sekitar 5-8 sentimeter. Pada pangkal kepala terdapat bunga lebar, dengan daun berbentuk payung, tinggi bisa mencapai 4 meter.

Kulit hijau keras dari tangkai papirus membungkus inti putih yang untuk mmebuat lembaran papirus. Intisari terdiri dari ikatan fibrovaskular lignis dan selulosa yang kaku, dan sel parenkim kosong dengan dinding selulosa serta hemi-selulosa. Ini berfungsi sebagai saluran udara dan memberi daya apung pada batang.

Sayangnya, metode pembuatan papirus bangsa Mesir kuno tidak ditemukan atau tidak terdokumentasikan dengan baik. Para ahli masa terus bertanya bagaimana prosedur rinci yang digunakan dalam membuat kertas.

Namun, deskripsi paling awal tentang pembuatan papirus berasal dari Gaius Plinius Secundus, seorang naturalis Romawi dalam bukunya Naturalis Historia. Catatannya, bertanggal sekitar 77-79, menyebutkan proses pembuatan papirus serta analisis instrumental, meski kurang lengkap. hay/G-1

Baca Juga: