JAKARTA - Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) dan Klinik Satelit Makara UI melakukan peluncuran layanan telemedisin(telemedicine) bernama Telehealth Monitoring. Layanan berbasis Internet of Things (IoT) bertujuan agar masyarakat bisa memonitor kondisi kesehatannya secara mandiri, sehingga mengurangi kejadian keterlambatan diagnosis.

Alat berbasis IoT tersebut bisa membaca suhu tubuh, tingkat pernapasan, tekanan darah, tekanan jantung, nilai saturasi oksigen, dan catatan kesehatan. Pasien akan diberi alat yang berfungsi memonitor kesehatannya, salah satunya berupa jam tangan.

Kepala Klinik Satelit UI Makara Dr. dr. Dhanasari Vidiawati Sanyoto, Sp.DLP mengatakan, adanya pandemi Covid-19 memaksa literasi digital bagi Klinik Satelit. Selama masa pandemi, banyak masalah kesehatan yang terjadi, khususnya dalam lingkungan UI, contohnya masalah obesitas mahasiswa baru yang terus meningkat tiap tahun.

"Dengan adanya inovasi teknologi Telehealth Monitoring yang berbasis pada IoT maka pasien klinik tetap dapat terlayani secara holistik, komprehensif, kolaboratif, dan berkesinambungan karena dilengkapi dengan peralatan monitor medical grade yang terpercaya," kata dalam peluncuran layanan tersebut Selasa (13/9).

Dhanasari menambahkan, layanan telemedisin masih terbatas pada telekonsultasi yang cukup bermanfaat tetapi juga memiliki beberapa kelemahan. Telehealth monitoring berbasis IoT ini diciptakan untuk mengatasi masalah tersebut dengan memberikan data kesehatan pasien secara seketika (real time).

"Kalau kita bicara telemonitoring, kita harapkan mudah diterapkan terutama pada tenaga medis, waktunya real time, jadi tidak menunggu pasien ada keluhan lalu menunggu tenaga kesehatan datang," ujar Direktur Operasional RS UI dr. Hermawan Sp.JP(K)-FIHA.

Dengan adanya layanan Telehealth Monitoring, diharapkan pasien bisa mengenali dan mengidentifikasi keluhan. Kemudian memahami langkah selanjutnya yang harus dilakukan.Selain kemudahan bagi pasien, tenaga medis juga akan terbantu dengan tersedianya data pasien secara real time.

"Hal ini akan memudahkan dokter untuk memberikan panduan yang lebih tepat, sehingga menghindari kunjungan pasien yang tidak perlu ke rumah sakit," ujar dia.

Dalam rencana pengembangannya layanan telemdisin, pada tahap awal akan dilakukan sosialisasi mengenai aplikasi Telehealth Monitoring, dan membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya monitoring kesehatan secara mandiri. Setelah itu, akan dilakukan pendidikan dan pelatihan bagi tenaga kesehatan (nakes) dan non-nakes.

"Pada tahap akhir, layanan ini akan terus dikembangkan dari sisi software maupun hardware dan pengembangan layanan-layanan lain seperti tele-EKG, teleradiologi, teleoftalmologi, dan lainnya," ujar dia.

Sekretaris UI dr. Agustin Kusumayati, M.Sc., Ph.D mengatakan pada masa pandemi ini penggunaan layanan telemedisin merupakan keharusan. "Dengan adanya layanan tele health berbasis IoT itu maka, maka dapat menjangkau pasien-pasien yang jauh di luar," kata Agustin.

Baca Juga: