Dengan semangat pantang menyerah, Kasiadi membangun usahanya dengan kondisi pasang surut. Padahal, dia hanya mengandalkan keterampilan yang dimiliki saat menjadi karyawan pabrik manufaktur.

Berawal dari sebuah bengkel bubut yang memproduksi komponen after market sejak tahun 2003, UD KS Pro yang saat ini menghidupi 20 karyawan di kawasan Waru, Sidoarjo, Jawa Timur, terus mempertahankan dan mengembangkan usahanya dalam membuat berbagai komponen maupun aksesori sepeda motor roda dua.

Usaha yang bergerak di industri logam itu didirikan Kasiadi dengan cita-cita menjadikan UD KS Pro sebagai salah satu perusahaan manufaktur besar di Indonesia. Walaupun tak gampang, kini usaha yang didirikan pria asal Waru, Sidoarjo, itu dipercaya menjadi bagian dari rantai bisnis PT Astra Honda Motor (PT AHM).

Berbagai suka dan duka dilalui Kasiadi selama 15 tahun menjalankan usahanya. Terjun langsung sebagai marketing, sebagai produksi, menggantikan pekerjaan karyawan yang belum kompeten hingga ditinggal karyawan membuka perusahaan yang sebidang, dilalui Kasiadi sebagai bagian dari proses menjalankan usahanya.

"Selama menjalankan usaha ini, saya pernah menjadi marketing, menggantikan karyawan dalam produksi, bahkan saya juga merasakan dua karyawan saya yang membuka usaha di bidang yang sama seperti yang saya geluti. Tapi saya merasa senang dan bangga. Artinya, mereka benar-benar menerapkan ilmunya selama bekerja di sini," ujar Kasiadi.

Pantang menyerah dan selalu inovasi menjadi bagian diri Kasiadi dalam menjalankan usahanya. "Saya selalu melakukan inovasi agar tidak monoton. Dan saya berusaha mengikuti perkembangan terkini. Kalau saat ini trennya model matic, ya saya menyesuaikan dengan cepat tren terkini," jelas Kasiadi.

Berbagai hal dilakukan Kasiadi untuk memajukan usahanya, termasuk bergabung dengan Lembaga Pengembangan Bisnis (LPB) Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) di Waru pada tahun 2011. "Tahun 2011, saya didatangi tim LPB YDBA di Waru, awalnya saya tidak tahu apa itu LPB, tapi ketika saya bergabung, ternyata LPB begitu penting dalam usaha saya. Berkat LPB, saya tahu arah perusahaan saya ke depan dan tahu bagaimana produksi yang benar dan efektif," cerita Kasiadi.

Saat ini, Kasiadi menjadi salah satu UKM Pilot dalam program sektor unggulan YDBA. UD KS Pro menjadi salah satu dari 4 UKM yang diberi kesempatan YDBA untuk meningkatkan kompetensinya melalui berbagai program yang diberikan YDBA maupun ayah angkat, yaitu PT AHM dan PT Rachmat Perdana Adhimetal. Melalui program sektor unggulan ini, Kasiadi berkesempatan menjadi 2nd tier PT AHM. Kesempatan tersebutdidapatnya karena Kasiadi selalu berusaha menerapkan ilmu-ilmu yang telah diberikan selama mengikuti program. "Saya mengucapkan terima kasih kepada YDBA maupun LPB. Berkat YDBA saya cukup dikenal saat ini, dan tentu saya selalu diundang di setiap kegiatan, sehingga tidak hanya kompetensi meningkat, namun juga teman ataupun networking bertambah," ucap Kasiadi.

Mengutamakan Kualitas

Saat ini, UD KS Pro bersama salah dua UKM Pilot di Waru, yaitu PT Elang Jagad dan UD Borneo, juga dipercaya memasok produknya ke PT Integra Indocabinet, salah satu perusahaan manufaktur furnitur terkemuka di Indonesia yang mayoritas pasarnya adalah di Amerika Serikat.

"Dengan keunggulan UD KS Pro yang mengutamakan kualitas dan inovasi, serta semangat dan pantang menyerah, saya berharap dan yakin suatu saat nanti, UD KS Pro akan menjadi salah satu perusahaan manufaktur besar yang membanggakan dan yang dimiliki Indonesia," ujar Kasiadi.

Beberapa waktu lalu, sejumlah media menggambarkan ruang workshop UD KS Pro, meskipun tidak seperti sebuah pabrik, namun pemiliknya paham betul dengan konsep K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja). Di tempat inilah, agen maupun distributor, baik dari Jawa Timur maupun dari luar Jawa Timur, mengambil orderan untuk dijual kembali ke toko-toko maupun ke pabrik-pabrik.

Meskipun hampir seluruh pekerjaan dilakukan secara manual, namun kualitas produksi UD KS Pro ini tidak kalah dengan produk pabrikan yang menggunakan mesin-mesin modern. Bahkan, produk UD KS Pro ini sudah dikenal hampir di seluruh Jawa hingga luar Jawa. Satu di antaranya pabrik sepeda motor di Bogor. Sementara pasar lainnya ada di Makassar yang setiap tiga bulan sekali mengambil stang setir di UD KS Pro.

Kasiadi menuturkan, seluruh pekerja di UD KS Pro hampir 100 persen hanya lulusan SMP. Bahkan ada yang putus sekolah karena faktor ekonomi dan berasal dari luar kota. "Meskipun pekerja kami mayoritas hanya lulusan SMP, tapi kami terus mendorong pekerja untuk bisa menghasilkan produk berkualitas. Kami beri mereka pelatihan dan jika semakin terampil mengerjakannya, kami beri insentif dengan meningkatkan upahnya. Di sini, ada yang upahnya dengan sistem borongan, ada pula yang dibayar bulanan," cerita Kasiadi.

Keberanian mengembangkan usaha aksesori dan komponen motor yang dimulai sejak 2003 tergolong nekat. Padahal, dia hanya mengandalkan keterampilan yang dimiliki saat menjadi karyawan pabrik manufaktur. Namun, dengan semangat pantang menyerah, Kasiadi membangun usahanya dengan kondisi pasang surut. Catatan neraca keuangan seadanya, dan tanpa memiliki jaringan pasar. Berkat kerja keras, kini produksi aksesori dan komponen motor miliknya mulai dilirik pabrikan, agen, dan distributor. selocahyo/AR-2

Baca Juga: