JAKARTA - Tugas sebagai seorang prajurit TNI mengandung risiko yang sangat tinggi. Disamping untuk menghadapi musuh. Prajurit TNI juga harus menghadapi kondisi alam yang bukan menjadi ruang hidupnya, sebagaimana yang dialami oleh para awak kapal selam.

Pernyataan tersebut diucapkan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto saat hadir dalam Rapat Kerja dengan Komisi I DPR di Ruang Rapat Komisi I DPR pada Kamis (6/5) seperti dikutip Koran Jakarta dari keterangan Puspen TNI yang diterima, Jumat (7/5).

Menurut Marsekal Hadi, tenggelamnya KRI Nanggala-402 beserta 53 prajurit terbaik TNI Angkatan Laut merupakan insiden. Ini menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi semuanya bahwa tugas seorang prajurit TNI ini memiliki risiko yang sangat tinggi.

"Saat ini menjadi waktu yang tepat untuk melakukan evaluasi tentang kondisi Alutsista TNI, khususnya kapal selam yang dimiliki TNI Angkatan Laut, dan langkah-langkah yang akan dilakukan untuk melanjutkan modernisasi kapal selam," katanya.

Yang pasti, kata dia, dengan tenggelamnya KRI Nanggala-402, TNI tidak hanya kehilangan Alutsista strategis, tetapi juga kehilangan 53 prajurit terbaik yang telah gugur dan selamanya tidak akan pernah kembali kepada keluarga mereka.

Mereka tak lagi melanjutkan tugas menjaga perairan nusantara. Pemerintah sendiri telah memberikan penghargaan atas pengabdian para prajurit tersebut dengan memberikan kenaikan pangkat satu tingkat lebih tinggi serta tanda jasa bintang Jalasena.

"Pemerintah juga memberikan beasiswa kepada seluruh putra dan putri para prajurit tersebut sampai setingkat S-1. Seluruh hak ahli waris juga telah diberikan," ujarnya.

Seperti diketahui bersama KRI Nanggala 402 hilang kontak dan dinyatakan tenggelam saat melaksanakan latihan di perairan utara Bali pada 21 April 2021 yang lalu. Saat itu dijadwalkan KRI Nanggala akan melaksanakan penembakan torpedo. Latihan tersebut merupakan bagian dari pembinaan kesiapan operasional prajurit dan satuan.

Turut hadir dalam rapat Kerja antara Komisi I DPR dengan Panglima TNI, Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono. Rapat kerja yang dipimpin oleh ketua Komisi I DPR Meutya Hafid dilakukan secara tatap muka dan virtual. Rapat diawali dengan doa bersama untuk para pahlawan ABK KRI Nanggala 402 dan Mayjen TNI Anumerta I Gusti Putu Danny yang gugur saat melaksanakan tugas di perairan utara Bali dan Papua.

Baca Juga: