Untuk melacak, anggota TNI sudah pelatihan digital secara virtual untuk mempelajari cara kerja aplikasi Silacak yang dikelola Kementerian Kesehatan. TNI juga telah menggelar simulasi pelacakan kontak erat.

JAKARTA - Sebanyak 63.000 prajurit TNI dikerahkan menjadi tenaga pelacak (tracer) orang-orang yang kontak erat dengan pasien Covid-19. Selain itu, juga ada 7.000 tenaga dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana.

"Saya mengumpamakan langkah ini sebagai perang semesta melawan Covid-19," kata Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto, saat jumpa pers di Jakarta, Senin (26/7).

Langkah tersebut merupakan upaya TNI membantu pemerintah meningkatkan rasio tracing (pelacakan) sehingga penyebaran dapat cepat terkendali. TNI alan melacak kontak erat secara manual dan digital. Pelacakan digital akan jadi langkah pertama para tracer TNI.

Para prajurit yang bertugas sebagai tracer akan menerima pemberitahuan/notifikasi dari Dinas Kesehatan di wilayah. Kemudian petugas akan menghubungi dan mewawancarai warga lewat aplikasi pengirim pesan Whatsapp atau telepon.

Namun, jika cara digital tidak dapat dilakukan, maka para tracer yang di antaranya merupakan anggota Bintara Pembina Desa (Babinsa) dan Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Babinkamtibmas), akan langsung mendatangi rumah-rumah warga yang dicurigai sebagai kontak erat pasien Covid-19 dan melakukan wawancara.

Setelah wawancara, para tracer akan melapor ke Puskesmas tingkat desa dan diteruskan ke Dinas Kesehatan kabupaten/kota dan provinsi. "Kemudian ke tingkat pusat agar dapat masuk ke laporan nasional," terang Panglima.

Pelatihan

Terkait dengan pelaksanaan tracing secara digital, Panglima TNI menyampaikan anggotanya telah mendapat pelatihan secara virtual untuk mempelajari cara kerja aplikasi Silacak yang dikelola Kementerian Kesehatan. TNI juga telah menggelar simulasi pelacakan kontak erat pasien Covid-19 secara digital.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) juga mengerahkan 7.000 tracer tambahan. Panglima menyampaikan, pengerahan total puluhan ribu tenaga tracing itu merupakan bagian dari penerapan konsep perang semesta melawan pandemi Covid-19.

"Kalau kita samakan dengan konsep perang semesta, BNPB ini dari komponen masyarakat yang diperbantukan secara total. Saya yakin dengan konsep semesta ini, keinginan kita semua menekan kasus aktif bisa terealisasi sampai ke angka paling rendah," sebut Panglima TNI.

Dalam kesempatan yang sama, Panglima kembali mengimbau masyarakat untuk tetap menerapkan protokol kesehatan seperti memakai masker. "Walaupun kita sudah divaksin, pertama maupun kedua, saya harap masyarakat terus semangat menggunakan masker. Ingat, masker akan melindungi kita dari paparan Covid-19," kata Panglima.

Baca Juga: