MADRID - Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, dan Perdana Menteri Spanyol, Sanchez, setuju untuk menjadikan dua pangkalan militer di Spanyol selatan sebagai tempat pengungsian warga Afghanistan yang bekerja untuk pemerintah AS, menurut pemerintah Spanyol, Minggu (22/8).

Selama percakapan telepon berdurasi 25 menit, pada Sabtu (21/8) malam, Biden dan Sanchez sepakat agar Pangkalan Moron de la Frontera di dekat Seville dan Rota di dekat Cadiz digunakan untuk para pengungsi Afghanistan hingga perjalanan mereka ke negara lain disusun.

"Pedro Sanchez dan Joe Biden mengizinkan penggunaan Pangkalan Moron dan Rota untuk menampung warga Afghanistan yang bekerja dengan AS selagi dalam transit ke negara lain," tulis pemerintah Spanyol dalam pernyataan pada Minggu.

Sanchez, pada Sabtu, mencuit, "Saya baru saja melakukan percakapan penuh makna dengan Presiden Joe Biden di mana kami membahas sejumlah topik kepentingan bersama, terutama situasi di Afghanistan dan kolaborasi antara pemerintah kami dalam mengevakuasi warga dari negara itu."

Pesawat yang membawa 110 pengungsi Afghanistan dan keluarga mereka tiba di pusat kegiatan Uni Eropa, yang berbasis di Spanyol, di salah satu pangkalan militer yang berada di luar Madrid pada Sabtu malam. Evakuasi itu mencakup 36 orang yang bekerja untuk pemerintah AS di Afghanistan.

Pangkalan itu kini digunakan untuk menampung para pengungsi Afghanistan yang bekerja dengan Uni Eropa dan keluarga. Mereka akan menuju negara Uni Eropa yang lain.

Evakuasi Warga AS

AS telah mengevakuasi 2.500 warga Amerika dari Kabul selama seminggu terakhir, kata para pejabat tinggi AS, pada Sabtu (21/8).

Para pejabat AS itu mengatakan bahwa Washington berjuang melawan "ruang dan waktu" untuk mengevakuasi orang-orang dari Afghanistan.

Saat memberikan pengarahan kepada wartawan di Pentagon, Mayor Jenderal William Taylor mengatakan 17.000 orang sejauh ini telah dievakuasi dari Afghanistan, termasuk 2.500 warga Amerika.

Juru bicara Departemen Pertahanan AS, John Kirby, mengatakan dia tidak memiliki "angka pasti" tentang berapa banyak orang Amerika yang masih berada di Kabul dan Afghanistan secara keseluruhan.

"Kami berjuang melawan waktu dan ruang. Itulah perjuangan yang kami lakukan saat ini, dan kami mencoba melakukan ini secepat dan seaman mungkin," kata Kirby.

Kirby menolak untuk menggambarkan secara spesifik "dinamika ancaman" di Kabul, tetapi menyebut situasi keamanan di sana "tidak pasti dan dinamis".

Kirby juga mengatakan pemerintah AS bertujuan "mengeluarkan sebanyak mungkin orang dengan secepat mungkin, dan itulah yang menjadi fokusnya."

Mayor Jenderal William Taylor, dengan Staf Gabungan militer AS, mengatakan 3.800 orang dievakuasi dengan menggunakan penerbangan militer AS dan pesawat sewaan dari Bandara Kabul dalam 24 jam terakhir.

Seminggu setelah kelompok militan Taliban menguasai Afghanistan, Amerika Serikat berusaha mati-matian untuk mengevakuasi ribuan orang --termasuk warga Amerika dan warga Afghanistan, yang berisiko setelah bekerja dengan pasukan pimpinan AS selama perang dua dekade di negara itu.

Sejumlah kekacauan terjadi di Bandara Kabul saat evakuasi berlangsung.

Baca Juga: