Untuk memberikan informasi yang lengkap dan jelas, Pangdam XVII/Cenderawasih menyampaikan perkembangan terbaru penanganan pembakaran pesawat Susi Air.

MIMIKA - Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Muhammad Saleh Mustafa menyampaikan perkembangan terbaru penanganan kejadian pembakaran pesawat Susi Air di Bandara Paro Kabupaten Nduga.

Demikian disampaikan Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Kav Herman Taryaman dalam keterangan tertulisnya, Jumat (10/2).

Pangdam XVII/Cenderawasih didampingi Wakapolda Papua Brigjen Pol Ramdani Hidayat, Danpas Brimob III Korbrimob Polri Brigjen Pol Gatot Haribowo, dan Danrem 172/PWY Brigjen TNI JO Sembiring melaksanakan jumpa pers terkait perkembangan penanganan para pengungsi yakni masyarakat Paro ke Kenyam, Kabupaten Nduga, bertempat di Mimika, Jumat (10/2).

"Pada prinsipnya kami TNI Polri bekerja atas kepentingan negara. TNI Polri dalam hal ini Kodam XVII/Cenderawasih dan Polda Papua dalam penanganan kasus Paro beberapa lalu, melibatkan para tokoh agama, tokoh adat dan tokoh masyarakat beserta pemerintah daerah yang bertujuan hanya satu, yaitu menyelamatkan nyawa manusia yaitu aspek kemanusiaan," jelas Pangdam XVII/Cenderawasih.

Menurut Pangdam, dalam waktu beberapa hari lalu sampai sekarang telah melaksanakan operasi kemanusiaan yaitu menolong warga yang melaksanakan eskodus dari Paro menuju Kenyam.

"Mengenai Pesawat Susi Air yang terbakar, terdapat isu-isu yang beredar bahwa ada 15 orang yang diancam oleh Egianus Kagoya, namun semuanya sudah dapat dievakuasi dengan selamat. Namun 1 personel pilot masih diduga bersama kelompok KKB dan kami terus melakukan pencarian, sesuai dengan kondisi di lapangan," jelas Mayjen TNI Muhammad Saleh Mustafa.

Sementara itu di tempat yang sama, Danrem 172/PWY Brigjen TNI J.O. Sembiring menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu penyelamatan nyawa manusia, bahkan sampai berjalan kaki dari wilayah Paro menuju ke Distrik Kenyam.

"Masyarakat yang keluar ini karena takut terancam akibat aksi teror yang dilakukan oleh kelompok Egianus Kogoya yaitu dengan membakar pesawat dan diduga juga Egianus Kogoya membawa pilot Pesawat Susi Air," jelas Danrem 172/PWY.

Masyarakat ini, tambah Danrem, ada yang sakit, tidak kuat, bahkan ada anak kecil yang sudah kelelahan berjalan sekitar dua hari berada di hutan. Untuk itu, bupati meminta bantuan kepada TNI-Polri untuk menyelamatkan mereka sebagai wujud rasa kemanusiaan.

"Sekali lagi tidak ada operasi TNI saat ini yang dilakukan di wilayah Paro yang mengancam membunuh masyarakat dan membuat warga takut dan lari keluar dari Paro. Semua itu tidak benar. Jika ada pihak-pihak yang menyatakan seperti itu, maka itu adalah upaya provokasi gerombolan KST dan simpatisannya," kata Danrem.

"Demikian pula, selama kepemimpinan Bupati ini, juga tidak ada yang namanya pemerkosaan dan pembunuhan masyarakat sipil. Jadi jika ada kelompok-kelompok yang menyatakan hal tersebut, maka itulah upaya provokasi dan memutarbalikkan fakta. Sekali lagi jika terus dilakukan ini bisa melanggar undang-undang," tegas Danrem.

Baca Juga: