TANGERANG - Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Distan-KP) Kabupaten Tangerang, Banten mengakui hasil panen beras petani setempat sebanyak 300 ribu ton setiap tahun dianggap belum mencukupi untuk memenuhi kebutuhan hidup warga setempat.

"Kami terpaksa mendatangkan dari Kabupaten Serang, Lebak dan Pandeglang," kata Kepala Seksi Ketersediaan Pangan dan Kerawanan Pangan Distan-KP Tangerang Yanti Damaiyanti di Tangerang, Rabu (9/8).

Yanti mengatakan kebutuhan beras setiap tahun mencapai 400.000 ton maka untuk menghindari kelangkaan terpaksa membeli ke kabupaten lain di Banten.

Dia mengatakan hasil panen tersebut berasal dari sentra pertanian seperti di Kecamatan Mekar Baru, Kronjo, Mauk, Sukadiri, Rajeg, Gunung Kaler dan Kecamatan Sepatan.

Pihaknya berharap agar para petani untuk tetap mempertahankan lahan pertanian produktif apalagi yang dapat menikmati air dari irigasi setempat.

Namun saat ini banyak lahan produktif yang sudah beralih fungsi menjadi kawasan perumahan dan pergudangan seperti di Kecamatan Sepatan, Mauk, Pakuhaji maupun Teluknaga.

Menurut dia, pihaknya secara rutin melakukan sosialisasi kepada para petani supaya tetap mempertahankan lahan pertanian produktif.

Bahkan para petani setempat mendukung upaya itu dengan harapan ketahanan pangan merupakan hal utama dan tidak boleh mengalami keterlambatan.

Meski begitu belakangan ini, hasil panen sering menurun akibat hama wereng, banjir maupun kesulitan mendapatkan pupuk bersubsidi.

Dia menambahkan terus memantau penyaluruan pupuk bersubsidi kepada petani karena merupakan program pemerintah pusat.

Demikian pula produksi sering berkurang karena faktor cuaca yang tidak mendukung serta proses penanaman yang mengalami kendala air yang lambat menuju petak sawah.

Dari hasil pemantauan harga gabah kering giling (GKG) tingkat petani sebesar 5.300 rupiah per kg dengan kadar air sebesar 14 persen, ini merupakan harga tertinggi yang dinikmati petani. Ant/P-5

Baca Juga: