NEW DELHI - Badan Meteorologi India, pada Minggu (30/5), menyampaikan negara tersebut bakal dilanda Badai Monsoon pada Senin (31/5), yang dikhawatirkan makin memperparah kondisi di tengah gelombang tsunami Covid-19 dan krisis kelaparan.

Meski demikian, kondisi tersebut diperkirakan akan menguntungkan beberapa wilayah, seperti di wilayah selatan negara bagian pesisir Kerala. Sebab, hampir setengah dari tanah pertanian India belum memiliki sistem irigasi, dan bergantung pada intensitas hujan tahunan dari Juni hingga September untuk bercocok tanam padi, jagung, tebu, kapas, dan kedelai.

Seperti dikutip dari Reuters, sejak gelombang Covid-19 melanda di India, sebagian besar masyarakatnya menghadapi krisis kelaparan. Kebijakan penguncian wilayah untuk mengantisipasi penyebaran virus justru berdampak pada pendapatan masyarakat.

Salah seorang warga India, Rasheeda Jaleel, mengaku hidup dalam ketakutan karena khawatir tidak dapat memberi makan tujuh anaknya karena kesulitan mencari nafkah akibat pandemi Covid-19.

Wanita berusia 40 tahun itu bersama suaminya, Abdul Jaleel, dan anak-anaknya dilaporkan bertahan hidup hanya dengan satu kali makan dalam sehari. "Ketika kami lapar dan haus, saya merasa sangat tidak berdaya dan khawatir, 'Bagaimana saya akan bertahan hidup seperti ini?'" kata Jaleel seperti dikutip dari AFP.

Ia mengungkapkan bahwa ia kerap menahan lapar agar anak-anaknya tetap bisa makan.

Virus korona India dilaporkan telah membunuh kurang lebih 160 ribu orang dalam delapan minggu terakhir. Hal itu membuat rumah sakit kewalahan dan juga berdampak pada bisnis di India.

Krisis Lain

Para ahli memperingatkan bahwa krisis lain sedang membayangi, dengan meningkatnya kelaparan pada warga miskin di India sebagai dampak dari penguncian wilayah yang pertama kali pada tahun lalu.

Sekitar 230 juta masyarakat India jatuh miskinan dengan pendapatan kurang dari 375 rupee per hari atau sekitar 74.000 rupiah sejak awal pandemi virus korona pada tahun lalu.

Menurut Pusat Pemantauan Ekonomi India, dilaporkan lebih dari 7,3 juta pekerjaan hilang pada bulan April 2021. Itu berarti lebih banyak orang yang menderita, di mana 90 persen pekerja berada di sektor informal yang tidak memenuhi syarat untuk mendapatkan bantuan dari pemerintah.

"Banyak orang jatuh miskin tahun lalu, mereka berutang, dan mereka harus mengurangi konsumsi makanan," kata Associate Professor Amit Basole, seperti dikutip AFP.

Abdul Jaleel akhirnya harus mengayuh becak agar dapat memberi makan keluarganya, usai pekerjaannya sebagai tukang bangunan dihentikan selama penguncian wilayah di Delhi.

Sebelumnya, penghasilan ia sehari mencapai 98 ribu rupiah, tapi kini ia hanya membawa uang ke rumah kurang lebih 19 ribu rupiah per hari.

"Pada beberapa hari, saya tidak mendapat apa-apa," katanya.

"Sebagai orang tua, kita harus memenuhi kebutuhan, entah kita mengemis, meminjam, atau mencuri. Kita tidak punya pilihan," tambahnya.

Pada bulan lalu, BMKG India mengatakan negara itu diperkirakan akan terjadi hujan Monsoon di tahun ini, yang diprediksi dapat meningkatkan produksi pertanian.

n Rtr/AFP/E-9

Baca Juga: