JAKARTA - Konsep blended learning atau pembelajaran campuran antara dalam jaringan (daring) dan luar jaringan (luring) berkembang lebih cepat. Pandemi Covid-19 telah mengubah cara hidup masyarakat termasuk metode pembelajaran bagi sekolah dan anak.

"Di Indonesia konsep blended learning atau campuran antara online dan luar jaringan lahir lebih cepat dari yang direncanakan pemerintah," kata Kepala Sekolah Murid Merdeka (SMM), Laksmi Mayesti W, di Jakarta, Rabu (10/2).

Laksmi menjelaskan konsep blended learning pada dasarnya bertujuan menghadirkan fleksibilitas pembelajaran bagi murid. Murid mempunyai kesempatan untuk mengeksplorasi belajar daring secara luas sesuai minatnya.

"Murid juga mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan kebutuhan dan keterampilan sosial lewat pertemuan luring dengan guru dan teman," jelasnya.

Perkembangan Teknologi

Laksmi melanjutkan, SMM memilih blended agar menjadi landasan sekolah di masa depan. Perkembangan teknologi yang sangat pesat akan membuat anak semakin banyak berinteraksi dengan aktivitas online yang cukup beragam.

Di sisi lain, kata dia, pertemuan tatap muka secara langsung dengan guru dan teman-temannya akan tetap menjadi kebutuhan pokok anak. Hal tersebut penting untuk menyeimbangkan kebutuhan sosialnya dan kognitif murid.

"Selama masa pandemic, kami berupaya untuk menghadirkan konsep pembelajaran yang menyenangkan. Pasalnya potensi anak akan merasakan kebosanan selama belajar daring," ucapnya.

Lebih jauh, Laksmi menjelaskan, agar kegiatan belajar daring anak menjadi menyenangkan bisa dikombinasikan berbagai bahan dan metode belajar. Pengaturan waktu dan disiplin yang positif juga menjadi kunci dalam keberhasilan skema belajar daring atau biasa dikenal pula dengan pembelajaran jarak jauh.

"Bagaimana membuat kesepakatan dengan anak, membuat tujuan belajar mandiri, dan membangun rutinitas belajar merupakan hal yang penting untuk diterapkan dalam pembelajaran," katanya. ruf/N-3

Baca Juga: