JENEWA - Indeks Inovasi Global 2021 yang dirilis oleh salah satu institusi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yaitu Organisasi Kekayaan Intelektual Dunia (World Intellectual Property Organization/WIPO) pada Senin (20/9) menyatakan bahwa pandemi Covid-19 telah mempercepat pergeseran inovasi dari Eropa dan Amerika Utara ke Asia.
Berdasarkan peringkat dunia WIPO, kinerja inovasi saat ini sedang melonjak di Korea Selatan (Korsel) dan Tiongkok.
"Pandemi telah mempercepat pergeseran geografis jangka panjang dari kegiatan inovasi ke Asia, bahkan jika Amerika Utara dan Eropa terus menjadi tuan rumah beberapa inovator terkemuka dunia," kata WIPO.
Berdasarkan indeks itu, empat besar negara dalam peringkat global tetap sama seperti tahun lalu yaitu Swiss yang memimpin selama 11 tahun berturut-turut, diikuti oleh Swedia, Amerika Serikat dan Inggris. Sementara Korsel melompat lima peringkat ke posisi kelima.
Indeks tersebut menyatakan adanya peningkatan substansial dalam nilai merek di Korea, dalam merek dagang yang diajukan serta dalam ekspor layanan budaya dan kreatif," kata co-editor Indeks Inovasi Global 2021, Sacha Wunsch-Vincent, mengacu pada munculnya fenomena K-Pop.
Peran Individu
Adapun negara-negara 10 besar lainnya yang masuk dalam Indeks Inovasi Global 2021 adalah Belanda, Finlandia, Singapura, Denmark dan Jerman.
Sementara itu Tiongkok juga dilaporkan terus mengalami kemajuan dalam inovasi dari peringkat 14 menjadi ke peringkat ke-12 pada 2021.
Menurut Wunsch-Vincent, inovasi di negara-negara 10 besar ternyata sebagian besar berasal dari individu-individu, oleh karenanya Tiongkok saat ini sedang berupaya merangkul mereka (para individu) sehingga penelitian publik mereka menjadi masukan bagi inovasi komersial.
Dalam laporan WIPO juga menyebutkan bahwa Turki (peringkat ke-41), Vietnam (peringkat ke-44), India (peringkat ke-46) dan Filipina (peringkat ke-51) adalah negara-negara berpenghasilan menengah yang secara sistematis sedang mengejar ketertinggalannya di bidang inovasi.
"Di luar Tiongkok, keempat negara ini sama-sama memiliki potensi untuk mengubah lanskap inovasi global untuk selamanya," kata WIPO.
Indeks WIPO juga menyatakan bahwa negara dan bisnis telah meningkatkan investasi dalam inovasi meskipun ada krisis Covid-19 dan langkah investasi itu diambil dalam upaya untuk merangsang pertumbuhan ekonomi pascapandemi.
"Perusahaan yang inovasinya berkisar pada langkah-langkah untuk mengatasi pandemi dan dampaknya, khususnya pada bidang obat-obatan dan teknologi informasi, telah melipatgandakan investasi terhadap inovasi mereka," ungkap WIPO.
Menurut Direktur Jenderal WIPO, Daren Tang, ada banyak sektor yang telah menunjukkan ketahanan yang luar biasa terutama yang telah merangkul digitalisasi, teknologi, dan inovasi.
"Ketika dunia ingin membangun kembali dari pandemi, kita tahu bahwa inovasi merupakan bagian integral untuk mengatasi tantangan bersama yang kita hadapi," pungkas Tang.AFP/I-1