LONDON - Pandemi telah mengobrak-abrik peringkat kota-kota paling layak huni di dunia. Sebuah penelitian mengenai peringkat ini yang dirilis pada Rabu (8/6) memperlihatkan bahwa kota-kota besar di Australia, Jepang, dan Selandia Baru, telah melompati kota-kota yang ada di Eropa sebagai kota-kota paling layak huni di dunia.

Auckland menduduki puncak survei tahunan The Economist tentang kota-kota paling layak huni di dunia pada 2021, diikuti oleh Osaka dan Tokyo di Jepang, Adelaide di Australia, serta Wellington di Selandia Baru. Semua kota itu puncaki survei karena semuanya memiliki respons yang amat cepat terhadap pandemi Covid-19.

"Auckland naik ke peringkat teratas karena pendekatannya yang berhasil dalam mengatasi pandemi Covid-19, yang memungkinkan masyarakatnya tetap bebas beraktivitas dan kota ini mendapat skor yang amat tinggi," ungkap Economist Intelligence Unit (EIU), pihak yang melakukan survei tahunan mengenai kota-kota paling layak huni di antara 140 kota di dunia.

"Penguncian ketat di Selandia Baru memungkinkan warga kota seperti Auckland dan Wellington untuk menikmati gaya hidup yang mirip dengan kehidupan prapandemi," imbuh EIU.

Economist Intelligence Unit juga mengungkapkan bahwa kota-kota yang berada di Eropa bernasib sangat buruk dalam survei tahun ini.

"Wina, yang sebelumnya merupakan kota paling layak huni di dunia antara 2018-20, turun ke peringkat 12. Delapan dari sepuluh penurunan terbesar dalam peringkat tersebut adalah kota-kota Eropa," menurut penelitian tersebut.

Penurunan terbesar secara keseluruhan di antara kota-kota Eropa dialami kota pelabuhan Hamburg di Jerman utara, yang turun 34 peringkat ke posisi 47.

Dalam keterangannya EIU menyatakan bahwa pandemi Covid-19 telah berdampak besar pada kelayakan hidup global. "Kota-kota di seluruh dunia sekarang jauh lebih tidak layak huni daripada sebelum pandemi merebak, dan kami telah melihat bahwa wilayah seperti Eropa telah sangat terpukul," kata EIU.

Skor Memburuk

Tren penurunan ini digerakkan akibat adanya tekanan pada sistem kesehatan seperti sumber daya di rumah sakit yang menurut penelitian tekanannya meningkat di sebagian besar kota di Jerman dan Prancis dan mengakibatkan skor atas layanan kesehatan memburuk. "Tekanan pada sistem kesehatan Eropa juga berdampak pada budaya dan kelayakan hidup secara keseluruhan karena pembatasan pergerakan," kata Economist.

Selain mencatat skor dari faktor budaya dan lingkungan, EIU juga melakukan penilaian atas 4 kategori lain yaitu stabilitas, perawatan kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur.

Kenaikan paling menonjol dicatat oleh Honolulu, Hawaii, yang berada di peringkat 14 dan naik 46 tempat karena kesigapan dalam penanggulangan pandemi dan program vaksinasi. AFP/I-1

Baca Juga: