JAKARTA - Pandemi Covid-19 yang melanda sejak Maret 2020 menimbulkan dampak sistemik, termasuk secara ekonomi seperti penambahan pengangguran dan kenaikan tingkat kemiskinan. Karenanya, pandemi menjadi pelajaran berharga bagi masyarakat untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya mengelola keuangan demi mewujudkan kesejahteraan di masa depan.

Selama puncak pandemi beberapa waktu lalu, banyak sektor ekonomi ditutup untuk menekan penyebaran Covid-19 sehingga tak sedikit orang kehilangan pekerjaan. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pandemi menyebabkan peningkatan angka pengangguran. Ironisnya, lonjakan terbesar terjadi pada usia produktif atau kalangan muda berumur 20-24 tahun dan 25-29 tahun.

Pengangguran pada usia 20-24 tahun pada Februari 2021 meningkat menjadi 17,66 persen pada Februari 2021 dari 14,3 persen pada Februari 2020. Sementara pengangguran usia 25-29 tahun meningkat menjadi 9,27 persen dari 7,01 persen.

Lonjakan pengangguran memicu peningkatan penduduk miskin menjadi 10,14 persen dari 9,78 persen.

Karenanya, pandemi menuntut masyarakat tetap bisa menjaga keuangan, khususnya lebih jeli lagi dalam mengatur pengeluaran untuk memenuhi kebutuhan. Menurut hasil Manulife Asia Care Survey 2020 terhadap 300 responden di Indonesia, sebanyak 42 persen responden jadi lebih sering meninjau dan menata ulang keuangan pribadi semenjak adanya pandemi Covid-19.

Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), Togar Pasaribu, beberapa waktu lalu, menyebutkan asuransi jiwa sangat penting bagi masyarakat, terutama di saat pandemi Covid-19. Sebab, asuransi jiwa mampu mengelola risiko dan memberikan jaminan atas ketidakpastian.

"Selain memberikan perlindungan kesehatan, asuransi juga memberikan proteksi keuangan untuk membantu ketahanan hidup jika terjadi hal yang tak terduga," ujarnya.

Lirik Asuransi

Hal senada juga disampaikan Manulife Indonesia. Menurunya, sebagian orang saat ini berjaga-jaga dengan melirik asuransi sebagai proteksi kesehatan mereka. Di tengah risiko Covid-19, penting pula untuk memilih asuransi kesehatan yang memberikan para nasabahnya peace of mind atau ketenangan pikiran.

Seperti yang diberikan Manulife dengan menawarkan berbagai perlindungan spesifik selama masa pandemi. Salah satunya, nasabah yang terdiagnosa Covid-19 mendapat perlindungan kesehatan langsung tanpa masa tunggu. Selain itu, nasabah dapat tambahan 50 persen Manfaat Tutup Usia hingga 250 juta rupiah atas polis aktif per tertanggung untuk seluruh produk yang memiliki Manfaat Tutup Usia.

Selain asuransi, penambahan dana kebutuhan darurat ke depan juga menjadi hal penting. Pasalnya, Dana darurat menjadi amat penting karena pandemi membuat kebutuhan masa depan menjadi tidak pasti. "Dari pada Anda mengeluarkan uang untuk tujuan konsumtif, ini adalah waktu terbaik untuk meningkatkan jumlah dana kebutuhan darurat Anda," menurut Manulife Indonesia.

Tak hanya itu, pandemi diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menghemat pengeluaran, terutama yang bersifat konsumtif. Terlebih lagi, saat ini, banyak perdagangan daring (e-commerce) bermunculan dan perkembangan teknologi yang begitu pesat.

Survei Facebook Brain & The Company menunjukkan adanya peningkatan konsumen baru yakni sebesar 28 persen yang mencoba aplikasi e-commerce untuk pertama kalinya di Indonesia dan 4 negara Asia Tenggara lainnya. "Meski pergerakannya positif, kita tetap perlu berhemat dalam berbelanja online," ujar Manulife.

Baca Juga: