LONDON - Perusahaan-perusahaan di seluruh dunia akan menghadapi utang baru sebanyak satu triliun dollar AS pada 2020, ketika mereka mencoba menopang keuangan mereka terhadap virus korona. Ini berdasarkan hasil penelitian baru terhadap 900 perusahaan terkemuka di dunia.

Total utang perusahaan global melonjak 12 persen menjadi sekitar 9,3 triliun dollar AS pada 2020. Ini menambah akumulasi bertahun-tahun yang telah membuat perusahaan-perusahaan paling berutang di dunia berutang setara banyak negara-negara menengah.

Bahkan, pertumbuhan tersebut di atas catatan tahun lalu dengan kenaikan tajam delapan persen akibat didorong oleh merger dan akuisisi, serta pembelian kembali (buyback) saham.

"Covid telah mengubah segalanya," kata Seth Meyer, Manajer Portofolio Janus Henderson. "Sekarang ini tentang melindungi modal dan mempertahankan neraca keuangan," imbuhnya.

Data terbaru menunjukkan, sepanjang Januari-Mei 2020, perusahaan-perusahaan di dunia berhasil menyerap dana segar 384 miliar dollar AS dari pasar obligasi. Angka tersebut diperkirakan terus tumbuh dalam hingga akhir tahun ini.

Meyer memperkirakan beberapa pekan terakhir, banyak perusahaan menerbitkan utang yang berisiko karena mematok imbal hasil tinggi sementara peringkat utang mereka relatif rendah.

Perusahaan-perusahaan AS berutang hampir setengah dari utang perusahaan global sebesar 3,9 triliun dollar AS dan telah melihat peningkatan tercepat dalam lima tahun terakhir dari setiap ekonomi utama, kecuali Swiss di mana telah ada gelombang transaksi besar M&A (merger dan akuisisi).

Jerman berada di nomor dua dengan 762 miliar dollar AS. Jerman juga memiliki tiga perusahaan yang paling berutang di dunia termasuk yang paling berutang, Volkswagen, dengan 192 miliar dollar AS.

Ant/E-10

Baca Juga: