Indonesia perlu memaksimalkan peran perempuan dalam pembangunan sebagaimana tercantum dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) terkait kesetaraan gender.

Apalagi jumlah penduduk perempuan di Indonesia berdasarkan Data Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) semester I-2020 sebanyak 132.761.248 jiwa. Jumlah tersebut hampir setengah dari total populasi penduduk di Indonesia yakni sebanyak 268.583.061 jiwa.

Namun, kesenjangan antara kaum perempuan dan laki-laki masih menjadi pekerjaan rumah pemerintah. Belum lagi, dampak pandemi terhadap kegiatan usaha menjadi tantangan lain yang perlu dicari solusinya.

Untuk mengupas terkait peran perempuan, khususnya dalam sektor ekonomi, Koran Jakarta mewawancarai Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Bintang Puspayoga. Berikut kutipan wawancaranya.

Bagaimana peran perempuan dalam pembangunan, khususnya di sektor ekonomi?

Perempuan yang berjumlah hampir setengah dari populasi Indonesia, memiliki peran sangat penting dalam perekonomian bangsa.

Berdasarkan Survei Bank Dunia pada tahun 2016 terkait Data Perkembangan Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) dan Besar di Indonesia pada 2014-2018, menunjukkan dari total 64 juta unit usaha di Indonesia, 99,99 persen di antaranya adalah UMKM. Lebih dari 50 persen usaha kecil dimiliki oleh perempuan.

Sejauh mana pandemi Covid-19 berdampak pada perempuan dalam sektor ekonomi?

Secara umum, pandemi Covid-19 memang berdampak pada sektor usaha. Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM, pandemi Covid-19 membuat kegiatan usaha mengalami penurunan omzet hingga 70 persen akibat pembatasan sosial dan adaptasi kebiasaan baru.

Di sisi lain, pandemi Covid-19 telah memperburuk ketimpangan gender sehingga perempuan menjadi lebih rentan. Belum lagi dari sisi ekonomi, banyak perempuan pengusaha yang mengalami penurunan omzet secara drastis akibat penerapan pembatasan sosial dan adaptasi kebiasaan baru.

Menurut Anda, bagaimana respons perempuan dalam menghadapi tantangan tersebut?

Saya yakin bahwa di balik setiap tantangan pasti ada kesempatan. Dalam hal ini, kesempatan yang dapat kita raih adalah memanfaatkan teknologi informasi, berinovasi, dan berpikir kreatif.

Untuk itu, saya mengajak seluruh pihak untuk melakukan langkah konkret dalam memajukan perempuan Indonesia melalui pemberdayaan ekonomi digital. Potensi perempuan dalam pembangunan nasional sangatlah besar, karenanya harus dimanfaatkan secara maksimal.

Para pelaku usaha perempuan untuk terus membangun suasana kompetisi yang sehat, mengikuti perkembangan teknologi, terus mengembangkan peluang usaha, dan berinovasi.

Inovasi tidak hanya dapat diartikan sebagai pengembangan produk, tetapi juga pengembangan jejaring melalui konsep go-digital. Yang terpenting, teruslah belajar dan mengevaluasi diri.

Selain peran dalam ekonomi, bagaimana peran perempuan terutama dalam mencegah penularan Covid-19?

Keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat berperan sangat kuat dalam menekan penyebaran Covid-19. Perempuan sebagai manajer keluarga berperan sangat penting untuk mengingatkan anggota keluarga lainnya dalam mencegah penularan Covid-19.

Tuntutan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari turut memaksa masyarakat melakukan aktivitas di luar rumah, seperti bekerja. Jika tidak hati-hati dan mematuhi protokol kesehatan dengan baik maka bisa menjadi ancaman bagi keluarga karena berpotensi menjadi carrier yang dapat menularkan Covid-19 pada anggota keluarga lainnya. n muhamad marup/P-4

Baca Juga: