Pandemi Covid-19 dinilai bakal mampu menelurkan ide baru dan memengaruhi adanya perubahan dalam desain interior, baik untuk hunian maupun perkantoran. Selain itu, adanya pola hidup untuk selalu menjaga kebersihan juga akan menjadi pertimbangan dalam mendesain.

Wabah korona yang kini tengah menyerang masyarakat global telah mengubah gaya hidup masyarakat, terutama terkait kebiasaan untuk selalu menjaga kebersihan. Cuci tangan menggunakan hand sanitizer boleh dibilang merupakan budaya baru yang muncul sejak terjadinya wabah Covid-19. Cara yang merupakan langkah sederhana untuk mencegah dan menghindari dari terinfeksi serta terpapar Covid-19 itu semakin menjadi kebutuhan bagi masyarakat. Desainer interior, Lea Aviliani Aziz, mencermati budaya cuci tangan menggunakan hand sanitizer dapat mendorong terjadinya perubahan dalam interior bangunan.

Masyarakat kini memiliki kebiasaan baru yaitu cuci tangan. Kebiasaan yang mulai melekat ini selanjutnya akan memengaruhi desain interior. "Kebiasaan lama akan ditinggalkan, akan ada kebiasaan baru. Dampaknya terhadap desain rumah, kantor maupun gedung, itu akan mengubah desain," ujar dia dalam live Instagram bersama desainer interior, Lut Hasan, Kamis (10/4) lalu.

Di masa depan, hand sanitizer akan menjadi kebutuhan manusia yang kemudian melekat pada interior bangunan. Desain bangunan akan mempertimbangkan peletakan atau lokasi hand sanitizer sebagai bagian dari desain. Saat ini kebanyakan hand sanitizer diletakkan di bagian depan sebelum pintu masuk. Maksudnya, kata dia, tidak lain supaya sebelum masuk ke dalam gedung maupun bangunan, pengunjung terlebih dahulu membersihkan tangannya menggunakan larutan pembersih tersebut.

Desain yang telah muncul adalah penggunaan gentong yang terbuat dari tanah liat sebagai tempat untuk membersihkan tangan. Gentong yang dikenal sebagai penyimpan air untuk wudu digunakan sebagai penyimpan air untuk mencucui tangan di masa Covid-19. Ide kreatif tersebut telah menempatkan tempat penyimpan air sebagai bagian dari desain. Dari kejadian Covid-19 saat ini, Lea berpandangan perubahan interior desain bukan hanya pada penggunaan tempat pencuci tangan saja, melainkan akan mengubah sudut pandang masyarakat.

Mereka akan lebih sadar terhadap kebersihan. Sudut padang tersebutlah yang nantinya akan memengaruhi desain interior. Bahwa, kebersihan akan menjadi pertimbangan dalam mendesain.

Kehilangan Proyek Covid-19 tidak saja menyerang manusia secara global, tetapi wabah ini juga telah merontokkan sektor ekonomi dalam negeri maupun dunia. Hospitality merupakan sektor yang terkena imbas terbesar dari wabah ini. Ajakan untuk tetap di rumah dan social distancing menjadikan masyarakat tidak bepergian ke luar kota. Di sisi lain, desain interior ikut terkena imbasnya. Banyak para desainer interior yang harus kehilangan proyek lantaran wabah Covid-19. Lea yang banyak menggarap proyek BUMN dan Swasta ini tidak menampik adanya penurunan permintaan proyek desain sejak gejala Covid-19. Namun, dia selalu optimistis bahwa wabah yang terjadi secara global ini akan berlalu.

Walaupun belum ada kepastian, Lea yang belum lama ini melakukan rapat bersama dengan pemerintah maupun swasta optimistis bahwa proyek akan kembali berjalan usai lebaran. "Proyek baru setelah Hari Raya," ujar dia yang mengatakan kalangan swasta pun diperkirakan akan memulai proyek setelah Lebaran.

Jika Covid-19 nanti selesai, dia berpendapat masyarakat akan memulai kehidupannya dalam wajah baru. Masyarakat akan ke kantor dengan wajah baru karena memiliki semangat baru. Mereka pun memiliki lifestyle yang baru setelah dilanda wabah yang meresahkan dunia tersebut. Gaya hidup lebih peduli terhadap kesehatan merupakan salah satunya, mengingat penyebaran Covid 19 dapat terjadi melalui udara. din/S-2

Baca Juga: