Penyebab kematian panda Lin Hui di kebun binatang Thailand belum diketahui. Warganet curiga kematiannya akibat polusi udara yang parah di Chiang Mai.

BANGKOK - Seekor panda raksasa pinjaman dari Tiongkok, Lin Hui, mati mendadak di kebun binatang Chiang Mai Thailand, Rabu (19/4). Peristiwa itu terjadi enam bulan sebelum panda dipulangkan ke Tiongkok.

Penyebab kematian Lin Hui belum jelas diketahui namun pada Selasa pagi dia tampak sakit, hidungnya terlihat berdarah ketika dia berbaring setelah makan, kata Wutthichai Muangmun, direktur kebun binatang.

Lin Hui dilarikan ke tim dokter hewan gabungan Thailand-Tiongkok namun kondisinya memburuk hingga akhirnya meninggal pada Rabu pagi, katanya.

Tewarat Vejmanat, seorang dokter hewan yang berbicara pada konferensi pers yang disiarkan langsung di halaman Facebook kebun binatang tersebut, mengatakan bahwa panda tersebut, yang menjalani pemeriksaan kesehatan setiap hari, sudah berusia lanjut yaitu 21 tahun. Tidak ada tanda-tanda penyakit atau perbedaan apapun dalam perilakunya sebelum jatuh sakit.

"Tiongkok berduka atas kematian panda raksasa Lin Hui," kata Wang Wenbin, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok di Beijing.

Wang mengatakan, setelah mengetahui tentang penyakit panda itu, pihaknya "segera mengorganisir para ahli untuk membimbing pihak Thailand melalui tautan video untuk melakukan penyelamatan. Namun saying panda Lin Hui tidak dapat diselamatkan.Pihak berwenang segera membentuk tim ahli untuk melakukan penyelidikan bersama atas penyebab kematiannya.

Panda jantan pasangan Lin Hui, Chuang Chuang, yang dipelihara bersamanya di Kebun Binatang Chiang Mai, meninggal di sana pada 2019 di usia 19 tahun. Keduanya tiba di Chiang Mai pada 2003 dengan masa pinjaman 10 tahun yang kemudian diperpanjang selama 10 tahun lagi.

Pinjaman yang seolah-olah untuk tujuan penelitian dan konservasi, oleh Tiongkok umumnya dianggap sebagai tindakan persahabatan. Tiongkok telah mengirim panda ke banyak negara dalam sebagai contoh diplomasi soft power yang mencolok.

Ketika Chuang Chuang meninggal pada 2019, Menteri Lingkungan Hidup Thailand saat itu Varawut Silpa-archa mengatakan negara itu harus membayar 500.000 dolar kepada pemerintah Tiongkok sebagai kompensasi.Belakangan dilaporkan penyebab kematiannya adalah gagal jantung.

Direktur Kebun Binatang Wutthichai mengatakan, kebun binatang memiliki polis asuransi 15 juta baht (435.000 dolar) untuk Lin Hui, yang akan dikembalikan ke Tiongkok Oktober nanti.

Lin Hui dan Chuang Chuang memiliki seorang anak panda betina bernama Lin Ping, yang lahir pada 2009 melalui inseminasi buatan.Sebuah skema untuk mendorong mereka agar kawin secara alami dengan menunjukkan kepada mereka video panda berhubungan seks menjadi berita utama pada 2007. Lin Ping dikirim ke Tiongkok pada 2013 dalam kunjungan satu tahun untuk mencari pasangan, tetapi telah menetap di sana.

Harapan hidup panda raksasa di alam liar adalah sekitar 15 tahun, tetapi di penangkaran mereka hidup sampai usia 38 tahun. Upaya konservasi selama beberapa dekade di alam liar dan studi di penangkaran menyelamatkan spesies panda raksasa dari kepunahan, meningkatkan populasinya dari sebelumnya kurang dari 1.000 hingga lebih dari 1.800 di alam liar dan penangkaran.

Seorang influencer Tiongkok yang tinggal di Thailand yang mengidentifikasi dirinya sebagai Shanshan mengunjungi kebun binatang itu pada Selasa pagi dan mengunggah beberapa video Lin Hui di platform media sosial Tiongkok, Douyin.Salah satunya menunjukkan hidungnya yang tampak berdarah, dan bintik merah terlihat di lehernya.

Di klip lain, Lin HUi berbaring sambil menjilat hidungnya, dan ada jejak noda merah di lempengan beton di bawah kepalanya.Tangkapan layar dari video tersebut dibagikan secara luas oleh pengguna media sosial Thailand.

"Ini ketika kami baru saja sampai di sini, dia berbaring miring.Kemudian saya melihat hidungnya berdarah, "komentarnya di salah satu klip."Dia terlihat seperti mual.Kami tidak yakin."

Tangkapan layar dari video tersebut dibagikan secara luas oleh pengguna media sosial Thailand.

Penyebab kematian Lin Hui akan memakan waktu sebelum dapat ditentukan, kata Wutthichai, bagaimana dan kapan akan terungkap akan sepenuhnya tergantung pada Tiongkok.Di bawah kesepakatan antara kebun binatang dan proyek konservasi panda pemerintah Tiongkok, otopsi tidak dapat dilakukan sampai ahli dari Tiongkok hadir.

Beberapa pengguna internet Thailand berspekulasi bahwa polusi udara di Thailand utara, yang dalam beberapa pekan terakhir melonjak ke tingkat yang dianggap berbahaya bagi kesehatan manusia, berkontribusi pada kematian Lin Hui.

Staf kebun binatang, bagaimanapun, mengatakan itu tidak mungkin, karena Lin Hui tinggal di ruang tertutup di area kebun binatang yang dianggap memiliki "udara terbersih".

Baca Juga: