BANDUNG - Kebangkitan Nasional Indonesia menjadi pengingat pentingnya kesadaran akan perlunya etika dalam upaya mengisi kemerdekaan dan meraih kesejahteraan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara

Hal itu diungkapkan Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila, Dr. Antonius Benny Susetyo dalam kegiatan bertajuk "Merajut Harmoni Bangsa: Pancasila sebagai Fondasi Moralitas dan Kesejahteraan" di Bandung, Jawa Barat yang digelar Persatuan Wartawan Nasrani untuk memperingati Hari Kebangkitan Nasional dan dihadiri 100 orang dari unsur masyarakat dan jurnalis.

Peringatan Hari Kebangkitan Nasional 2024 menjadi tonggak penting dalam mengarahkan Indonesia ke arah yang lebih baik. Momen ini bertepatan dengan transisi kepemimpinan baru, memberikan kesempatan emas untuk merevitalisasi semangat kebangsaan dan memperkuat fondasi nilai-nilai moral dan kesetaraan di tengah masyarakat.

Dalam kesempatan ini, Benny Susetyo didapuk untuk memberikan orasi kebangsaan dengan tema "Etika Hidup Berpancasila".

Dalam orasinya, Benny menekankan bahwa Kebangkitan Nasional Indonesia merupakan tonggak penting dalam sejarah perjuangan bangsa. Didirikan pada 20 Mei 1908, Budi Utomo mempelopori kesadaran untuk berkelompok dan berjuang demi kemerdekaan bahwa penjajahan bukan hal yang etis, benar, atau pantas hingga Budi Utomo memulai usaha dan upaya dalam proses perjuangan Kemerdekaan Indonesia dengan upaya yang lebih bersifat akademis dan politis .

"Spirit Kebangkitan Nasional yang diperingati setiap tahun menjadi pengingat pentingnya kesadaran akan perlunya etika dalam upaya mengisi kemerdekaan dan meraih kesejahteraan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara," katanya.

Lebih lanjut Benny menyatakan, etika merupakan landasan fundamental dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa. Kunci dari etika adalah kesadaran mengenai apa yang pantas dan tidak pantas, yang baik dan yang buruk, serta bukan sekadar boleh atau tidak boleh.

"Dalam konteks Indonesia, Pancasila sebagai ideologi negara memiliki nilai-nilai yang dapat dijadikan panduan dalam bertindak secara etis," ujar Benny.

"Ketika Indonesia kini sedang menghadapi era di mana kebenaran seringkali dinilai dari kepopuleran daripada fakta, serta maraknya politik pragmatism, kita perlu menyadari pentingnya kesadaran etis dalam berpolitik dan bermasyarakat sesuai dengan nilai-nilai Pancasila," tambahnya.

Menurut Benny, kesadaran etis adalah pemahaman mendalam mengenai apa yang pantas dan tidak pantas dilakukan dalam berbagai aspek kehidupan. Etika tidak hanya berkaitan dengan peraturan yang boleh atau tidak boleh, tetapi juga mempertimbangkan aspek moral dan kemanusiaan. Dalam berpolitik dan bermasyarakat, kesadaran etis membantu individu dan kelompok untuk berperilaku sesuai dengan nilai-nilai yang dapat menciptakan kehidupan yang harmonis dan adil.

Dalam proses kehidupan berbangsa dan bernegara saat ini dimana kesadaran Etis melalui penanaman nilai-nilai Pancasila belum terlaksana dengan baik, butuh upaya dari para pemimpin dan masyarakat untuk mengembalikan kesadaran etis dalam proses bernegara.

Benny menekankan, upaya seperti menanamkan nilai moral dan etika Pancasila melalui Pendidikan Pancasila harus ditingkatkan, baik di sekolah maupun di komunitas, untuk membentuk karakter yang kuat dan berintegritas.

Pakar Komunikasi politik ini juga menyatakan bahwa media harus memainkan peran aktif dalam menyajikan informasi yang akurat dan faktual, serta mengedukasi masyarakat tentang pentingnya bersikap kritis terhadap informasi yang diterima.

Selanjutnya menurut Benny, masyarakat harus didorong untuk berpartisipasi aktif dalam proses demokrasi, termasuk dalam pengawasan terhadap praktik politik dan penegakan hukum yang adil.

Negara, kata Benny, harus menjadi garda terdepan dalam upaya penegakan kembali etika hidup berpancasila, dimulai dari pemimpin politik dan pejabat publik yang harus menunjukkan keteladanan dalam berperilaku etis dan bertanggung jawab, serta menjalankan kebijakan yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dan dilanjutkan dengan memperkuat penegakan hukum yang adil dan transparan untuk memastikan bahwa setiap tindakan yang melanggar nilai-nilai etis dan moral dapat ditindak dengan tegas.

Benny menutup paparannya dengan menyatakan, kesadaran etis yang berlandaskan nilai-nilai Pancasila adalah kunci untuk menciptakan masyarakat yang harmonis, adil, dan sejahtera. Kristalisasi adat budaya, etik dan pemikiran nenek moyang yang kemudian diolah dan disarikan menjadi Pancasila oleh Presiden Sukarno akan selalu menjadi Jawaban dalam upaya memperbaiki proses kehidupan berbangsa dan bernegara.

"Maka penegakan kembali kesadaran etis dengan implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari akan membawa kebahagiaan dan ketenangan, serta mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia," tutup Benny.

Benny juga mengingatkan bahwa era digital membawa perubahan signifikan dalam berbagai aspek kehidupan. Ketergantungan pada teknologi dapat mengancam kemerdekaan sejati jika masyarakat kehilangan kemampuan mengelola sumber daya secara optimal. Oleh karena itu, nilai-nilai Pancasila harus diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari untuk mencapai kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

Peran Elite Politik dan Masyarakat

Kemandirian bangsa tidak hanya dalam bidang ekonomi tetapi juga dalam berpikir dan bertindak. Elite politik dan masyarakat harus bekerja sama untuk mewujudkan kemandirian dalam segala bidang.

Pendidikan menjadi prioritas utama untuk melahirkan generasi yang inovatif, kreatif, dan mampu memanfaatkan teknologi untuk kesejahteraan bangsa. Pendidikan juga harus menanamkan nilai-nilai Pancasila agar generasi mendatang memiliki karakter kuat dan mampu mengaktualisasikan nilai-nilai tersebut.

Semangat Kebangkitan Nasional

Hari Kebangkitan Nasional yang diperingati setiap tanggal 20 Mei menjadi momentum untuk mengingatkan kembali pentingnya kemandirian dan kedaulatan bangsa. Dengan semangat ini, diharapkan seluruh elemen bangsa dapat bekerja keras membangun kemandirian, sehingga cita-cita para pendiri bangsa dapat terwujud dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia dapat tercapai.

Acara "Merajut Harmoni Bangsa: Pancasila sebagai Fondasi Moralitas dan Kesejahteraan" menjadi bukti nyata upaya kolektif untuk mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, menyongsong masa depan yang lebih baik bagi seluruh rakyat Indonesia.

Baca Juga: