JAKARTA - Perumda Perusahaan Air Minum (PAM) Jaya berkomitmen soal pengakhiran swastanisasi pengelolaan air yang akan berakhir sekitar enam bulan ke depan, meskipun jajaran direksi telah mengalami perubahan. Demikian disampaikan, Direktur Pelayanan PAM Jaya Syahrul Hasan saat berdiskusi dengan wartawan Balkoters di kawasan Ancol, Jakarta Utara, Sabtu (30/7) malam.

"Kami berkomitmen selesainya kerja sama dengan mitra kerja swasta Aetra dan Palyha, meski terdapat pergantian direktur utama," katanya. Syahrul mengatakan mulai 1 Agustus mendatang, dia akan melaksanakan operasi shadow, operasi masa transisi, di mana mulai tanggal tersebut sampai 31 Januari 2023 saat akhir perjanjian kerjasa ma pengelolaan air.

Menurut Syahrul, Instalasi Pengolahan Air (IPA) yang dikelola swasta: Pejompongan 1, Pejompongan 2, Buaran 1, Buaran 2, dan Pulogadung akan dikelola bersama PAM Jaya dan mitra swastanya yang selama 24 tahun ini hanya dikelola swasta.

Selain itu, Syahrul juga melakukan inisiatif bisnis due diligence atau kajian uji tuntas bekerja sama dengan Ernst and Young yang merupakan konsultan untuk men-capture seluruh lini bisnis di mitra swasta pengelolaan air. "Jadi, seluruh lini bisnis Aetra dan Palyja akan diuji tuntas. Istilahnya akan dikulik semua. Hasilnya diserahkan ke PAM Jaya sehingga saat pengelolaan 100 persen PAM Jaya tidak gagap lagi dalam proses bisnisnya.

Syahrul menjelaskan juga akan melakukan langkah Integration Management Office (IMO) untuk menggabungkan dua sistem: PAM Jaya dengan mitra swasta (Aetra dan Palyja). Contoh, paling terlihat, lanjut Syahrul, adalah data pelanggan. Di mana dalam sistem Palyja, menggunakan nomor rekening. Sedangkan Aetra merupakan nomor pelanggan.

Menurut Syahrul, itu akan digabungkan atau diintegrasikan oleh PAM Jaya dan akan selesai ketika seluruh operasional pengelolaan air minum 100 persen oleh mereka.

Baca Juga: