Sebuah spanduk besar Hamas yang menampilkan ucapan Idulfitri dan foto seorang Hamas dikibarkan di Temple Mount pada Senin (2/5) pagi, ketikalebih dari 200.000 orang Arab mengunjungi situs tersebut untuk merayakan liburan yang menandai datangnya Idulfitri 2022. Jerusalem Post mengatakan Bendera Otoritas Palestina dan Hamas juga dikibarkan oleh pengunjung situs seraya mereka meneriakkan sejumlah slogan, termasuk "Khaybar, Khaybar ya yahudi".

Slogan tersebut diteriakan merujuk pada pertempuran di sebuah oasis di Arab Saudi saat ini, di mana orang-orang Yahudi menyerah kepada Nabi Muhammad SAW pada tahun 628 M.

Polisi Israel menyatakan bahwa itu spanduk tersebut diturunkan tidak lama setelah dipasang dan polisi sedang bekerja untuk mengidentifikasi mereka yang terlibat dalam pemasangan spanduk tersebut.

Pada senin (2/5) sore, pihak kepolisian Israel menyatakan telah menangkap seorang tersangka dari Kafr 'Aqab yang juga telah membakar bendera Israel di Temple Mount selama akhir pekan.

"Kami menganggap serius setiap pelanggaran simbol pemerintah dan bendera Negara Israel atau dukungan dan dorongan organisasi teroris," kata polisi seperti dikutip Jerusalem Post.

"Baru-baru ini, pasukan polisi telah menangkap banyak tersangka karena melakukan kerusuhan kekerasan di Temple Mount, termasuk mereka yang diduga mengibarkan dan memegang bendera Hamas. Kami akan terus bertindak tegas terhadap pelanggar hukum dan pelanggar di mana pun mereka berada," tambah pihak kepolisian.

Jerusalem Post mencatat ketegangan di sekitar Temple Mount dan Masjid Al-Aqsa telah meningkat dalam beberapa pekan terakhir, di tengah bentrokan antara pasukan keamanan Israel dan perusuh Arab di lokasi tersebut.

Pada hari Sabtu, pemimpin Hamas di Jalur Gaza, Yahya Sinwar, memperingatkan Israel karena menyerang Masjid Al-Aqsa, dan mengklaim bahwa mereka akan membalas dengan menembakkan rentetan 1.111 roket dalam konflik berikutnya dengan Israel.

"Rakyat dan bangsa kita harus bersiap untuk pertempuran besar jika pendudukan tidak berhenti menyerang Masjid al-Aqsha," kata Sinwar.

"Membahayakan al-Aqsa dan Yerusalem berarti perang regional, dan kami tidak akan ragu untuk membuat keputusan apa pun dengan kesucian kami," tambahnya.

Tidak hanya itu, Sinwar juga mengklaim bahwa Israel berencana untuk menyerbu Masjid al-Aqsa pada Hari Kemerdekaan Israel atau Hari Yerusalem.

Pada Senin pagi, kompleks Temple Mount tetap ditutup bagi pengunjung Yahudi seiringan dengan perayaan Idulfitri dan kerusuhan baru-baru ini. Pihak kepolisian juga belum mengumumkan kapan situs itu akan dibuka kembali untuk kaum Yahudi.

Alhasil, Markas Besar Bersama Organisasi Temple Mount meluncurkan kampanye dalam beberapa hari terakhir untuk menuntut pemerintah membuka kembali lokasi tersebut bagi pengunjung Yahudi pada Hari Kemerdekaan Israel, yang jatuh pada Kamis (5/4) mendatang.

Baca Juga: