WASHINGTON DC - Pemimpin Korea Utara (Korut), Kim Jong-un, kemungkinan akan memaparkan rencananya untuk memenuhi tujuan pemerintahnya guna memiliki kekuatan strategis paling kuat di dunia pada pertemuan pleno Komite Sentral Partai Buruh Korea yang berkuasa pada akhir bulan ini, demikian menurut para ahli.

Pada tahun ini, Korut telah meningkatkan ketegangan di wilayah Semenanjung Korea dengan meluncurkan sejumlah misil, termasuk menembakkan beberapa misil balistik antarbenua (ICBM) dan meluncurkan misil balistik jarak menengah (IRBM) yang melintas di atas wilayah Jepang.

Pada pekan ini, Pyongyang menembakkan sejumlah artileri ke zona penyangga maritim dengan Korea Selatan (Korsel), seperti yang dilakukannya pada November lalu.

Para ahli mengatakan, tahun depan, pola peningkatan ancaman ini kemungkinan akan berlanjut karena Korut berupaya memajukan program persenjataannya.

"Tidak ada indikasi bahwa Kim akan mengubah arah pencarian tanpa henti untuk mengembangkan dan meningkatkan kekuatan nuklir dan misil Korut sambil terus mengancam negara tetangganya, mempertahankan kebijakan ekonomi sosialis yang gagal, dan menindas warganya," ucap Bruce Klingner, rekan peneliti senior di The Heritage Foundation, Kamis (8/12).

Kim pada 1 Desember lalu mengumumkan bahwa Komite Sentral Partai Buruh Korea akan mengadakan rapat pleno pada akhir Desember untuk membahas rencana rezim untuk tahun 2023.

Kim menyebut 2023 sebagai tahun yang "bersejarah" karena menandai peringatan 75 tahun rezim tersebut dan peringatan 70 tahun gencatan senjata yang mengakhiri pertempuran dalam Perang Korea. Kim juga mengatakan 2023 akan menjadi tahun penting dalam mencapai rencana lima tahun yang digariskan pada Januari 2021.

Dalam rencana itu, Korut memaparkan tujuannya untuk mengembangkan persenjataan canggih termasuk senjata hipersonik, kapal selam bertenaga nuklir, senjata nuklir strategis yang dapat diluncurkan di bawah air, serta drone pengintai dan satelit. VoA/I-1

Baca Juga: