Pemerintah Afrika Selatan melakukan segala hal yang mungkin untuk mempersiapkan fasilitas kesehatannya menghadapi varian Omicron.

JOHANNESBURG - Pakar penyakit menular terkemuka Afrika Selatan (Afsel), Prof Salim Abdool Karim, mengatakan vaksin Covid-19 kemungkinan efektif untuk mencegah penyakit parah dan kasus rawat inap akibat varian virus koronaOmicron yang baru ditemukan.

Dalam konferensi pers pada Senin (29/11), Karim menilai masih terlalu dini untuk mengatakan apakah Omicron menyebabkan gejala klinis yang lebih parah daripada varian sebelumnya, meskipun tampaknya lebih menular dan lebih mungkin menginfeksi orang yang memiliki kekebalan dari vaksin atau infeksi sebelumnya.

Penemuan varian tersebut di Afrika bagian selatan telah menimbulkan reaksi global yang kuat. Negara-negara di dunia membatasi perjalanan dari wilayah tersebut dan memberlakukan pembatasan lain karena takut Omicron dapat menyebar dengan cepat bahkan pada populasi yang telah divaksin.

Namun, para ilmuwan belum bisa memastikan apakah varian Omicronlebih mematikan ketimbang varian sebelumnya yang menyebabkan Covid-19 atau apa efek vaksin yang ada terhadap penyakit yang ditimbulkannya.

Gejala Ringan

Pada Minggu (28/11), seorang dokter Afrika Selatan --salah satu orangpertama yang mencurigai varian baru itu-- mengatakan Omicron sejauh ini menunjukkan gejala ringan.

Pemerintah Afrika Selatan melakukan segala hal yang mungkin untuk mempersiapkan fasilitas kesehatannya menghadapi varian tersebut, kata Menteri Kesehatan Joe Phaahla, pada konferensi pers.

Secara terpisah, Inggris akan mengumumkan panduan baru untuk memperluas vaksinasi dosis penguat (booster) vaksin Covid-19 kepada warganya yang berusia di bawah 40 tahun di tengah peningkatan kasus varian baru Omicron.

Perdana Menteri, Boris Johnson, telah membatasi perjalanan ke Afrika bagian selatan, memperketat aturan tes Covid-19, dan mewajibkan penggunaan masker di toko-toko dan angkutan sebagai respons terhadap penyebaran Omicron.

Dia juga meminta Komite Bersama untuk Vaksinasi dan Imunisasi Inggris untuk segera meninjau booster untuk orang-orang berusia di bawah 40 tahun, serta mempertimbangkan untuk mengurangi jarak waktu pemberian dosis kedua dengan dosisbooster.

"Kami menunggu saran itu. Saya harap itu akan datang, semoga hari ini," kata Menteri Muda Kesehatan, Edward Argar, kepada Sky News, pada Senin.

"Saya tidak berpikir panduan itu telah disampaikan secara resmi, tetapi kami mengharapkan itu dalam beberapa jam mendatang."

Para menteri juga ingin meningkatkan pemberian suntikan booster. Bahkan jika vaksin terbukti kurang efektif melawan Omicron, mereka tetap harus menawarkan perlindungan yang lebih baik terhadap varian itu.SB/Rtr/N-3

Baca Juga: