Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Garuda Indonesia Tbk yang digelar pertengahan April lalu akhirnya memutuskan memilih Pahala N Mansury sebagai direktur utama perusahaan pelat merah ini. Pria yang sebelumnya menjabat Direktur Keuangan Bank Mandiri itu menggantikan Muhammad Arif Wibowo.

Pahala dipilih karena dinilai bisa mengelola keuangan Garuda. Investment based tentu ada beban kapital dan sebagainya. Pemerintah memanggil pejabat yang memiliki latar belakang finansial karena secara operasional Garuda itu baik. Tidak dipungkiri memang pasangsurut sedang terjadi di maskapai flag carrier Indonesia.

Garuda saat ini melayani lebih dari 80 destinasi di seluruh dunia dengan 600 penerbangan per hari. Semua itu dilayani dengan jumlah armada sampai akhir tahun 2016, sebanyak 197 pesawat. Garuda telah menjadi anggota SkyTeam, sehingga memiliki jaringan global dengan lebih dari 17.300 penerbangan setiap harinya ke 1.062 destinasi di 177 negara.

Untuk mengetahui lebih jauh apa yang akan dilakukan untuk memajukan perusahaan ini, wartawan Koran Jakarta, Muhammad Zaki Alatas, berkesempatan mewawancarai Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk, Pahala N Mansury, dalam beberapa kesempatan, di Jakarta, belum lama ini. Berikut petikan selengkapnya.

Saat dilantik sebagai Dirut Garuda apa yang ada di benak Bapak?

Ini merupakan amanah, kepercayaan, dan tantangan. Karenanya, saya akan melakukan yang terbaik semakimal mungkin untuk memajukan perusahaan ini.

Langkah pertama yang saat itu dilakukan apa?

Kami perlu ada program jangka pendek, mungkin tiga sampai dengan enam bulan. Kemudian, program satu tahun dan juga program tiga sampai dengan lima tahun.

Seperti apa itu dirumuskan?

Langkah pertama yang diambil adalah berusaha untuk terus memastikan kondisi operasional keuangan dari perusahaan untuk menjadi semakin kuat dan profitable. Ke depannya, ini menjadi salah satu program kami. Dalam hal ini, kami melihat bagaimana dari sisi biaya-biaya yang bisa dicoba untuk di-review ulang. Kami segera menyampaikan program baru.

Dalam jangka pendek dan menengah dapat memiliki operasional keuangan yang positif. Tentunya juga dengan melihat bagaimana kami bisa melakukan efisiensi biaya ke depannya. Kemudian tadi, optimalisasi dan terkait dengan fleet dan rute-rute, akan di-review bersama-sama dengan tim yang ada.

Bapak merupakan orang ekonomi yang tengah berada di industri penebangan, bagaimana Anda beradaptasinya?

Terus terang, saya harus belajar cepat mengelola bisnis penerbangan. Industri penerbangan merupakan bisnis yang sangat cyclical. Saya bersyukur selama tiga bulan pertama memang tidak ada event yang mendrive permintaan. Baru pada April, kami beruntung karena banyak hari libur. Bulan Juni merupakan bulan terbaik karena ada mudik Lebaran, sedangkan Juli-Oktober akan berlangsung musim haji.

Saat pertama kali seperti apa Bapak melihat Garuda Indonesia?

Dilihat dari sejarahnya, selama 10 tahun terakhir, Garuda telah mengalami pertumbuhan cukup signifikan. Pada 2006, perusahaan ini baru mengoperasikan 49 pesawat, tahun ini jumlahnya berlipat menjadi 196 pesawat. Pada kurun yang sama, jumlah penumpang meningkat dari 9 juta orang menjadi 35 juta orang.

Dilihat dari kualitas layanan pun, tidak kalah jika dibandingkan maskapai di Amerika dan Eropa. Tidak hanya itu, cabin crew kami sudah sangat experienced, bahkan selama tiga tahun berturut-turut mendapat penghargaan The World's Best Cabin Crew untuk kelas ekonomi, dari sisi on time performance, Garuda pernah mencapai 90 persen. Walaupun demikian, memang untuk tahun ini perlu ditingkatkan lagi karena sedikit menurun.

Untuk peningkatan tersebut apa yang akan dilakukan?

Untuk memperbaiki kinerja Garuda, kami akan menjalankan lima langkah prioritas.

Seperti apa?

Pertama, mengoptimalkan pesawat dan biaya yang terkait dengan pesawat, baik di Garuda maupun Citilink. Untuk Garuda, tingkat utilisasi rata-ratanya telah mencapai 9,3 jam, sedangkan Citilink baru di kisaran delapan jam. Kedua, melakukan efisiensi biaya overhead, termasuk biaya in-flight service, seperti makanan dan minuman saat on-board. Misalnya, jumlah varian jusnya kami kurangi. Penurunan biaya ini juga akan dilakukan di anak-anak perusahaan Garuda untuk mendapatkan kontrak harga yang terbaik.

Langkah selanjutnya?

Ketiga, kami mengoptimalkan rute melalui berbagai cara, seperti mengubah jadwal penerbangan, mengganti jenis pesawat, memperbaiki konektivitas satu rute dengan lainnya, atau mempertimbangkan kenaikan/penurunan harga. Prinsipnya, jangan sampai bersaing dengan Citilink.

Jika dilihat dari rute internasional, dalam empat bulan terakhir pertumbuhannya cukup baik, bahkan menyumbang 45 persen revenue. Dari perkembangan ini, kami menilai masa depan Garuda adalah menjadi maskapai regional, baik di Asia Tenggara, Asia Utara, maupun Timur Tengah yang sangat potensial.

Dua prioritas lainnya?

Dua langkah lainnya adalah meningkatkan value anak-anak perusahaan yang selama ini memberikan kontribusi 21 persen terhadap pendapatan Garuda serta meningkatkan revenue management system. Sebab, revenue per available seat kilometer kami masih belum bagus. Kelima, meningkatkan revenue kargo. Kontribusi kargo akan ditingkatkan, dari 8 persen menjadi 10-11 persen.

Terkait evaluasi kinerja, hal ini dilakukan secara menyeluruh?

Tentu. Kami akan melakukan pertemuan sebulan sekali untuk membahas kinerja. Mulai dari direktur, pilot, hingga cabin crew harus tahu revenue dan kinerja masing- masing.

Bagaimana dengan kinerja keuangan Perseroan?

Kami bersyukur, Garuda Indonesia berikut anak perusahaannya pada kuartal 1 tahun 2017 ini mencatatkan pendapatan operasi sebesar 909,5 juta dollar AS. Kondisi kinerja keuangan perusahaan pada kuartal pertama tahun 2017 (Januari-Maret) dapat dikatakan masih jauh dari target yang telah ditetapkan sehingga perlu dilakukan berbagai terobosan guna menghasilkan pertumbuhan positif yang berkesinambungan, berkelanjutan, dan solid.

Lalu kinerja operasional?

Sepanjang kuartal 1 Tahun 2017, Garuda Indonesia mencatatkan kinerja operasional yang cukup kuat, dengan capaian pertumbuhan angkutan penumpang hingga 8,4 persen. Dengan pencapaian yang cukup signifikan pada sektor penerbangan internasional dengan peningkatan pertumbuhan penumpang hingga 26,1 persen dibandingkan kuartal 1 tahun 2016.

Garuda Indonesia Group juga berhasil mencatatkan pertumbuhan jumlah penumpang sepanjang kuartal 1 2017 hingga 8,4 juta penumpang. Di tengah capaian kinerja operasional yang cukup kuat tersebut, tekanan kinerja keuangan perusahaan saat ini tentunya menjadi tantangan tersendiri, untuk dapat terus kami akselerasikan agar dapat menciptakan profitabilitas perusahaan yang sustainable.

Terkait ramainya isu Garuda Indonesia bangkrut, apa komentar Bapak?

Sangat tidak mungkin kami bangkrut, equity ratio terus kami jaga masih di bawah 250 persen. Jadi, posisi kami secara neraca sangat baik. Kondisi kinerja keuangan perusahaan pada kuartal I (Januari-Maret 2017) dapat dikatakan masih jauh dari target yang telah ditetapkan sehingga perlu dilakukan berbagai terobosan guna menghasilkan dan upaya peningkatan kinerja keuangan secara signifikan.

Kabar yang beredar kebangkrutan Garuda karena mau menambah pesawat Airbus A350?

Ha... ha... ha, tidak benar itu. Kami belum berencana melakukan pengadaan pesawat jenis wide body Airbus A350. Yang ada adalah rencana penambahan pesawat dari Airbus untuk Citilink, tapi pengadaannya lewat Garuda. Yang wide body tidak ada, pertimbangannya kami masih ingin mengoptimalisasi pesawat yang ada.

Terkait angkutan Lebaran kemarin bagaimana hasilnya?

Bersyukur angkutan Lebaran kemarin berjalan lancaran dan aman. Garuda Indonesia mencatat adanya peningkatan sebesar 9 persen-10 persen dibanding periode yang sama pada tahun lalu. Kami akui secara kontribusi masih cukup kecil karena di bawah 10 persen. Tapi, paling tidak ini biasanya bulan Juni termasuk low season kalau dilihat perkembangan masih cukup positif karena pertumbuhan dari sisi pendapatan yang diperoleh.

Berapa jumlah yang diangkut?

Selama periode peak season Lebaran tahun 2017, Garuda Indonesia telah menyiapkan sedikitnya 128.376 kursi penerbangan. Adapun komposisi sebanyak 128.376 kursi tersebut terdiri dari 49.896 kursi Garuda Indonesia dan 78.480 kursi anak perusahaan Citilink.

Ada evaluasi?

Hasil evaluasi peak season-nya cukup baik. Jumlah penumpang cukup baik, ada beberapa kajian dari sisi operasional sebagai bahan masukan, di antaranya menyediakan sumber daya manusia, memastikan rotasi cukup baik, sedangkan jumlah tujuan penerbangan tertinggi adalah menuju Padang. Lalu, disusul dengan kota-kota yang berada di Jawa Tengah.

Untuk angkutan haji yang sebentar lagi dilaksanakan bagaimana persiapannya?

Alhamdulliah sudah hampir final. Terakhir melalui PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia (GMF) kami mengubah konfigurasi kursi penumpang (seat reconfiguration) pada pesawat Boeing 777-300 ER yang dioperasikan Garuda Indonesia. Ini dilakukan dalam rangka persiapan optimalisasi layanan penerbangan haji.

Perubahaan konfigurasi pesawat tersebut dilakukan melalui penyesuaian konfigurasi kabin pesawat Boeing 777-300 ER dari tiga kelas (first class, bisnis & ekonomi) atau triple class menjadi dua kelas (bisnis & ekonomi) atau double class yang diperuntukkan bagi armada yang akan melayani penerbangan haji. Modifikasi tersebut bertujuan untuk mengoptimalkan ruang pesawat guna mengangkut penumpang dalam jumlah besar, mengingat pesawat jenis ini akan digunakan sebagai angkutan haji tahun keberangkatan 2017.

Kapan mulai diberangkatkan?

Kami mulai tanggal 28 Juli hingga tanggal 26 Agustus 2017 akan menerbangkan sebanyak 107.959 jemaah haji dari Indonesia ke Arab Saudi. Untuk musim haji tahun ini, Garuda Indonesia akan mengoperasikan sebanyak 14 pesawat yang terdiri dari jenis Boeing 777-300ER sebanyak 5 unit, Airbus A330- 300/200 sebanyak 6 unit, dan 3 Boeing 747-400.

Infonya ada peningkatkan kuota haji yang diangkut Garuda?

Iya benar. Pada tahun ini, kuota haji yang akan diberangkatkan Garuda Indonesia meningkat menjadi 107 ribu penumpang, di mana sebelumnya pada tahun lalu berjumlah 79 ribu. Pada tahun ini, Garuda Indonesia akan memberangkatkan jemaah haji dari sembilan embarkasi yang terdiri dari 280 kloter di seluruh Indonesia.

N-3

Baca Juga: