Pemerintah perlu memacu diversifikasi pasar ekspor, seiring melemahnya perekonomian Jepang yang merupakan negara tujuan ekspor terbesar ke-4 bagi Indonesia.

JAKARTA - Pemerintah berupaya untuk menyelesaikan berbagai perundingan dagang untuk memperluas akses pasar Indonesia terhadap perdagangan global. Langkah itu sebagai antisipasi dampak perlambatan perekonomian Jepang yang berpotensi menyebabkan resesi di negara tersebut.

"Satgas Peningkatan Ekspor tengah berfokus memperluas akses pasar dengan mendorong penyelesaian perundingan perjanjian khususnya Indonesia-EU CEPA, peluang Indonesia masuk blok perdagangan CPTPP, dan aksesi Indonesia menjadi anggota OECD," ujar Sekretaris Kementerian Koordinator bidang Perekonomian, Susiwijono Moegiarso, dalam siaran pers yang dirilis di Jakarta, Sabtu (17/2).

Selain itu, dia menuturkan satgas tersebut juga mengupayakan peningkatan ekspor terhadap 12 negara baru prioritas tujuan ekspor Indonesia, yaitu Arab Saudi, Belanda, Brasil, Cile, Tiongkok, Filipina, India, Kenya, Korea Selatan, Meksiko, UEA, dan Vietnam.

Dia menyebutkan komoditas ekspor yang akan diprioritaskan ke negara-negara tersebut adalah ikan dan olahan ikan, sarang burung walet, kelapa dan kelapa olahan, kopi dan rempah olahan, bahan nabati dan margarin, kakao, makanan olahan, serta bungkil dan pakan ternak.

Semen, produk kimia, karet dan produk dari karet, kulit dan produk dari kulit, pulp dan kertas, tekstil dan produk tekstil (TPT) dan alas kaki, logam mulia dan perhiasan, mesin-mesin, elektronik, otomotif, furnitur, serta mainan juga termasuk dalam produk prioritas ekspor tersebut.

Menurut Susiwijono, di tengah disrupsi ekonomi global akibat ancaman resesi Jepang, perekonomian Indonesia masih resilient dengan capaian pertumbuhan yang solid. "Capaian pertumbuhan yang solid ditopang oleh permintaan domestik yang terus tumbuh serta dijaga dengan inflasi yang terkendali," katanya.

Jepang menjadi salah satu tujuan utama ekspor bagi Indonesia dengan komoditas utama ekspor batu bara, komponen elektronik, nikel, dan otomotif.

Kemenko Perekonomian mencatat Jepang merupakan negara tujuan ekspor Indonesia terbesar ke-4 sepanjang 2023 dengan total transaksi mencapai 18,8 miliar dollar AS. Jepang juga menduduki posisi ke-4 sebagai negara asal investasi utama di Indonesia dengan investasi sebesar 4,63 miliar dolar AS pada 2023.

Seperti diketahui, ekonomi Jepang tergelincir ke dalam resesi setelah dua kuartal berturut-berturut tahun lalu terkontraksi karena pelemahan konsumsi domestik. Pada kuartal IV-2023, pertumbuhan ekonomi Jepang teekontraksi 0,4 persen, melanjutkan kontraksi pada kuartal III-2023 sebesar 3,3 persen.

Selain itu, pertumbuhan PDB Jepang juga turun dari 1,7 persen di 2022 menjadi 1 persen di 2023.

Pasar Keuangan

Meski demikian, pengamat pasar modal, Teguh Hidayat, menilai perlambatan ekonomi Jepang tidak memberikan dampak negatif terhadap pasar modal di Indonesia karena indeks Nikkei 225 sedang berada dalam posisi tinggi.

"Pasar modalnya di sana Nikkei itu justru sekarang lagi dalam posisi salah satu yang tertinggi sepanjang sejarah. Jadi, harusnya tidak ada dampak negatif terhadap pasar modal kita," ujar Teguh Hidayat, di Jakarta, Jumat pekan lalu.

Baca Juga: